Mengasah insting dalam fotografi itu perlu

“Untuk apa latihan memotret? Yang penting pakai insting saja.”

Tidak salah sebenarnya. Pada saat kita sedang memotret memang sebenarnya kita lebih tergantung pada insting atau naluri kita. Apalagi bagi para penggemar fotografi jalanan, keputusan untuk menekan tombol shutter release terkadang ditentukan dalam sepersekian detik. Tidak akan sempat untuk memikirkan berbagai teori.

Tidak salah.

Tetapi, juga tidak benar. Semua orang kemungkinan besar bisa bermain bola basket. Permainan yang sederhana hanya perlu menceploskan bola ke dalam keranjang. Tidak ada sesuatu yang sulit di dalamnya. Meskipun demikian, insting seorang pemain basket akan berbeda sekali dengan orang biasa.

Para pemain basket bisa tahu kapan harus menembak, kapan harus menahan bola atau kapan harus mengoper. Kesemuanya ditargetkan untuk membuatnya menjadi efisien. Insting mereka sangat terasah dalam hal ini.

Begitu pula dalam fotografi. Memang memotret hanya perlu melihat dari jendela bidik dan kemudian menekan tombol shutter. Mudah sekali. Semua orang pasti bisa.

Hanya, apakah hasilnya sama?

Hampir pasti tidak. Insting orang awam dan seorang fotografer berpengalaman sangat berbeda. Orang awam tidak aan memperhitungkan cahaya, background, obyek, penempatan obyek dalam foto, dan lain sebagainya. Sementara seorang fotografer secara otomatis otaknya dan matanya akan bersinergi untuk memadukan kesemua itu.

Insting akan mendorong mereka menempatkan segala sesuatu sesuai dengan “teori” yang pernah didapatnya. Hal itu seperti menjadi bagian dari dirinya dan akan keluar secara otomatis ketika kamera berada di tangan.

Itulah yang membuat hasilnya berbeda dengan orang awam.

Darimana mereka mendapatkan insting tersebut? Latihan dan pengalaman mereka.

Tidak berbeda dengan para atlet basket yang seperti tahu dengan pasti posisi keranjang, fotografer berpengalaman sudah tahu dengan tepat kapan harus merubah ISO, Aperture atau Shutter Speed.

Semua itu mereka dapatkan dari ketekunan mereka berlatih dan menyesuaikan dengan teori fotografi. Tanpa melakukan latihan, maka mereka akan tetap menjadi orang awam saja dengan insting orang awam juga.