Jangan Terburu-Buru, Tekan Tombol Shutter Release Setengah Saja Dulu

Jangan Terburu-Buru, Tekan Tombol Shutter Release Setengah Saja Dulu

Hal kecil. Bagi orang awam, tentu akan sulit memahami alasan di belakang menekan tombol shutter release setengah dan tidak langsung full.

Apalagi kalau terbiasa dengan shutter digital di kamera smartphone, sangat mungkin akan timbul dugaan kalau yang seperti itu mengada-ada. Namun, sebenarnya tidak. Kebiasaan untuk tidak langsung menekan penuh tombol tersebut memang harus dibiasakan kalau memotret dengan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) atau Mirrorless.

Bahkan, kalau terlalu sering dilakukan, kameranya pun bisa cepat rusak.

Mau tahu alasannya?

Mengapa harus membiasakan menekan tombol shutter setengah harus dijadikan kebiasaan?

Jawabannya karena tombol shutter kamera DSLR dan Mirrorless berbeda dengan tombol shutter digital versi smartphone.

Kalau di smartphone, tidak ada jeda dan ketika ditekan, maka kamera akan memotret, tetapi tombol shutter kamera DSLR sebenarnya memiliki 2 tahap. Ketika tombol ditekan akan terasa ada ruang kosong, sebelum kemudian tertahan dan harus “dipaksa” agar “tahanan” itu tertembus.

Pada saat tombol seperti tertahan itulah yang disebut ½ tombol . Pada saat itu fungsi 1 berjalan.
Fungsi ini adalah memberi instruksi kamera/lensa untuk menempatkan fokus, menjalankan setting yang diminta, dan menampilkan pratunjau (preview) baik di viewfinder atau di layar LCD.

Ketika proses ini terjadi, kamera akan

  • mengeluarkan “suara” yang berasal dari motor kamera dan lensa pertanda usaha pemfokusan sedang terjadi
  • tampilan di viewfinder (kalau menggunakan live view shooting) atau viewfinder akan berubah-ubah karena kamera sedang memproses semua data

Lama waktunya tergantung pada jenis kamera, semakin bagus kameranya, semakin singkat waktu yang diperlukan.

Jika semua lancar alias setting bisa dijalankan dan fokus bisa ditempatkan, suara akan berhenti dan tampilan di layar kembali statis. Jika ternyata tidak bisa, karena ada kesalahan atau apapun, proses tidak akan berhenti dan kamera akan terus memproses.

Bila yang belakangan yang terjadi, seorang fotografer harus memeriksa kemungkinan terjadinya kesalahan dalam setting atau fokus.

Kalau proses sudah berhenti, seorang fotografer pun harus menilai pratinjau. Bila hasilnya sesuai keinginan, tekan tombol sepenuhnya untuk merekam. Bila tidak, berarti harus mengatur lagi agar sesuai.

Fungsi inilah yang terjadi ketika tombol shutter release ditekan separuh.

Dengan kata lain, tombol shutter ½ ini artinya memberi perintah untuk membuat pratinjau dan memproses data perintah.

Tombol yang seperti tertahan bukan tanpa sengaja. Penahan tombol tidak akan bisa terbuka kalau kalau kamera tidak bisa menempatkan fokus atau memproses data yang lain.

Memaksa tombol memang dimungkinkan, tetapi sangat riskan membuat tombol tersebut rusak. Jikapun bisa, hasilnya sangat mungkin tidak bagus karena kamera tidak bisa menempatkan fokus.

Fungsi kedua ada ketika tombol shutter ditekan penuh. Ini adalah perintah bagi kamera untuk merekam.

Jadi, itulah alasan menekan tombol shutter setengah adalah tindakan bijak dan harus dibiasakan. Tujuannya

  1. menghindari foto yang jelek dihasilkan
  2. menghindari kerusakan pada kamera

Yang pertama masih bisa ditolerir, tetapi yang kedua akan menimbulkan masalah besar karena berarti kamera harus masuk rumah sakit dan disservice. Jelas biayanya tidak akan murah.

Jadi, biasakan yah! Jangan terburu-buru