Tips #5 : Mana Yang Lebih Baik Canon, Fuji, atau Nikon? Tips Membeli Kamera

Tips membeli kamera – Apa yang harus dipertimbangkan sebelum membeli kamera? Merek? Harga? Kemampuan?

Pertanyaan ini biasanya dilontarkan oleh mereka yang berniat membeli sebuah kamera baru. Biasanya mereka akan bingung untuk menemukan yang terbaik untuk dirinya.

Bagaimana tidak bingung, ada belasan merek kamera, dari mulai Canon, Nikon, Fuji, Panasonic, Pentax, dan masih banyak lainnya.

Setiap merek sendiri menawarkan cukup banyak jenis kamera, mulai dari kamera saku, prosumer, DSLR, Mirrorless. Setiap jenis sendiri juga memiliki berbagai seri yang rentangnya mulai dari untuk pemula, amatir, atau pro.

Jadi , bisa dibayangkan bingungnya memilih satu, dan hanya satu dari sekian banyak pilihan.

Hanya satu.

Kamera bukanlah sebuah benda yang dibutuhkan dan dipergunakan setiap hari. Jadi, biasanya orang hanya akan membeli satu untuk beberapa tahun. Bahkan fotografer paling berpengalaman sekalipun sangat jarang membeli 2 atau tiga sekaligus.

Apalagi bagi yang baru hendak memulai, mereka biasanya masih awam tentang berbagai istilah tehnis yang biasa dipakai dalam dunia fotografi. Kebingungan biasanya semakin bertambah kalau mendengar celotehan penjual kamera, yang terkadang sering melebih-lebihkan kemampuan sebuah kamera dan menutupi kekurangannya.

Hasilnya terkadang hasilnya menjadi tidak maksimal dalam artian kamera yang dibeli entah terlalu mahal, entah ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan, entah tidak enak dipakai, dan sebagainya.

Bila Anda menghadapi kebingungan seperti ini, jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Pertanyaan seperti itu masih banyak dilontarkan bahkan oleh mereka yang sudah dua tiga kali membeli kamera.

Yang perlu Anda lakukan hanya bersabar dan meluangkan sedikit waktu untuk mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli kamera.

Tips Membeli Kamera

1) Tujuan membeli kamera

Karena Anda membaca sampai kesini, berarti Anda bukanlah seseorang yang sudah terbiasa dalam dunia fotografi. Jadi silakan dilanjut bacanya.

Luangkan waktu sedikit, 10-15 menit untuk mempertanyakan diri sendiri, untuk apa membeli kamera.

Tanyakan apakah tujuannya hanya untuk memotret pesat ulangtahun anak Anda? Melakukan selfie dengan pacar saat berjalan-jalan? atau ada tujuan lainnya.

Kalau sekedar untuk merekam momen-momen khusus dalam kehidupan seperti pesta ulang tahun anak, saya sarankan tidak perlu membeli kamera. Memang uang yang akan dipakai adalah uang Anda, tetapi kalau dilakukan berarti pemborosan.

Kamera smartphone sudah lebih dari cukup untuk merekam momen-momen sederhana seperti itu. Apalagi kalau smartphone Anda adalah Samsung Galaxy S7 atau jenis terbaru lainnya. Kemampuannya lebih dari cukup untuk kebutuhan tersebut.

Tidak perlu kamera DSLR atau prosumer.

Kecuali Anda ingin mendalami lebih dalam lagi dunia potret memotret ini. Barulah bisa dipilih antara kamra saku, prosumer, DSLR, atau Mirrorless.

Kalau ada target untuk menjadi seorang profesional di bidang ini, maka tentunya DSLR atau Mirrorless adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan kamera prosumer. Kalau sekedar untuk belajar dan hobi, kamera prosumer juga sudah mencukupi.

Yang manapun, pikirkan sejenak tujuan dari membeli kamera. Jangan terburu-buru.

2) Buat budget

Sebelum Anda melangkah lebih jauh mencari di dunia maya berbagai ulasan tentang kamera, lebih baik tentukan dulu budget biaya yang tersedia.

Alasannya, sederhana saja. Ribuan ulasan tentang kamera di internet membuatnya menjadi seperti toko kamera yang dipenuhi berbagai ratusan bahkan ribuan jenis.

Bayangkan saja Anda berada di dalam sebuah supermarket kamera yang masing-masing menawarkan keunggulan setiap produk. Hasilnya, kemungkinan besar Anda akan membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu perlu dengan biaya yang lebih besar dari yang mampu dikeluarkan.

Pastikan budget yang tersedia dulu agar tidak mudah tergiur dengan berbagai promosi atau ulasan yang akan dihadapi.

Besarnya akan tergantung pada kemampuan keuangan Anda.

Meskipun demikian, bersikaplah sedikit fleksibel dalam hal ini. Kalau memang nanti ada yang kemampuannya lebih baik dan bagus dan selisihnya hanya 10-15% dari budget, jangan ragu untuk sedikit membengkakkan budget dengan catatan tidak mengganggu keuangan Anda.

Jangan sampai istri atau pacar ngomel karena jatah mereka berkurang karena dipakai membeli kamera.

3) Cari informasi

Membaca ulasan atau review tentang kamera adalah salah satunya. Ratusan review bisa ditemukan dengan hanya membuka internet dan mengetikkan beberapa kata kunci seperti “harga kamera’, “harga kamra Canon/Nikon/Fuji”, dan seterusnya.

Puaskan keingintahuan Anda tentang informasi berbagai jenis kamera, tetapi jangan lupakan untuk tetap terikat pada tujuan dan budget yang sudah ditetapkan.

Jangan sampai melenceng.

Dapatkan informasi beberapa hal ini :

  • harga kamera yang sesuai budget
  • spesifikasi
  • dimana membelinya
  • keunggulan dan kelemahannya.

Akan banyak istilah yang mungkin Anda tidak paham artinya, tetapi tetaplah perhatikan untuk kemudian bisa tanyakan pada teman, kerabat, atau mereka yang lebih tahu tentang kamera.

Meskipun harga akan berbeda di setiap toko, tetapi selisihnya tidak akan terlalu jauh. Jadi harga bisa menjadi patokan saat membeli. Begitu juga dengan pengetahuan tentang spesifikasi, informasi ini bisa menghindarkan diri dari membeli barang yang spek nya di bawah itu.

Jangan langsung putuskan membeli kamera hanya karena membaca ulasan atau reviewnya. Banyak sekali blog yang mengeluarkan review atau ulasan dan biasanya mereka belum tentu pernah mencoba sendiri kamera yang direviewnya. Juga harus diingat kalau ulasan atau review banyak yang berbayar dimana penulisnya mau tidak mau harus menekankan keunggulan dibandingkan kelemahannya.

4. Megapixel bukanlah segalanya

Tips membeli kamera yang ini akan dibuka dengan dialog imajiner dengan tokoh si A dan si B. Singkat saja.

A : “Fotonya bagus. Tajam!”.

B: “Jelas dong! 24 Megapixel!”

Ini hanya contoh sebuah percakapan yang biasa ditemukan sehari-hari terkait sebuah foto. Banyak yang tidak menyadari bahwa bagus atau tajam bukan hanya karena ukuran megapixel-nya. Ketajaman sebuah foto tergantung pada banyak hal lain seperti lensa, sensor dan juga prosesor sebuah kamera.

Megpaixel lebih berkaitan pada bagaimana sebuah foto tampak ketika foto tersebut dicetak. Semakin besar megapixelnya, semakin mungkin dicetak dalam ukuran besar.

Sebagai contoh, sebuah foto dengan 5 megapixel akan tetap terlihat tajam pada saat dicetak di atas kertas 8″x10″ (20 cm X 25 cm). Ukuran 12 megapixel sudah cukup untuk dicetak pada kertas berukuran 16″ X 24″ alias 40 cm X 60 cm. Tetapi, kalau foto dengan resolusi 5 mega pixel dicetak di atas 16″ x 24″, maka hasilnya terkesan kotak-kotak dan aneh untuk dilihat.

Jadi, kalau Anda memang tidak akan mencetak foto tersebut, tidak perlu terlalu terfokus pada megapiksel yang besar. Bahkan sebenarnya dengan hanya seukuran 8 megapixel saja, sudah cukup untuk dicetak di atas kertas ukuran postcard dengan baik.

Lagipula, semakin besar mega pixelnya, maka semakin besar pula ukuran file hasilnya. Sebuah foto dengan 16 mega pixel akan menjadi file berukuran 5-6 Megabyte. Angka ini jauh di atas yang disarankan untuk diupload ke internet, selain akan menyusahkan yang melihat, juga akan membuat kuota internet semakin cepat habis.

Kebanyakan kamera digital dewasa ini akan mempunyai resolusi yang di atas 10 Megapixel, jadi sudah lebih dari cukup kalau Anda tidak bergerak di bidang design.

5.  Praktis, Semi Ribet, atau Ribet

Tidak semua kamera mudah dibawa dan dipergunakan. Banyak yang karena terlalu banyak fiturnya, justru membingungkan terutama bagi mereka yang baru bergabung di dunia fotografi. Begitu juga dengan ukuran dan beratnya, tidak semuanya gampang dibawa.

Kalau dibuatkan urutan dalam hal kepraktisannya maka akan didapat seperti ini

Kamera saku/kamera smartphone : Kecil. Bisa dikantongi dan dibawa setiap saat. Fiturnya tidak terlalu banyak sehingga mudah digunakan.

Kelemahannya, sensor kecil dan biasanya kurang tajam. Zoom sangat terbatas, kalau smartphone hanya ada digital zoom 2-4 X saja. Kalau kamera saku sekitar 8 X paling besar.

Kamera Prosumer : Kerap disebut dengan DSLR like karena bentuknya yang menyerupai kamera DSLR. Tipe kamera ini sudah memiliki beragam fitur mirip dengan DSLR, sehingga membutuhkan pengetahuan lebih dalam mengoperasikannya.. UKurannya pun demikian walau sedikit lebih kecil.

Biasanya sudah diperlengkapi dengan lensa zoom mulai ukuran 20X hingga 50 X. Tidak memerlukan penggantian lensa kalau mau melakukan zoom.

Kelemahan : sensor kecil, mirip dengan kamera saku. Hasil gambar tidak akan setajam DSLR meskipun bagi banyak orang sudah akan memenuhi kebutuhan. Lensanya bersifat fix dan tidak bisa dibongkar pasang, membuatnya menjadi tidak memiliki opsi untuk dikembangkan.

Kamera Mirrorless : Ukuran lebih kecil dari DSLR dan kira-kira sama dengan prosumer. Kemampuan setara dengan DSLR karena sensor yang dipergunakan serupa. Ketajaman lensa berada di kelas DSLR. Fitur lengkap dan akan sangat membantu keluarnya kreatifitas sang pemotret.

Memungkinkan untuk dikembangkan karena lensanya bisa dibongkar pasang dan disesuaikan dengan keinginan.

Kelemahan : lensa standar bawaan biasanya ukuran 18-55 MM. Jadi kalau ingin melakukan zoom lebih besar , harus mengganti lensa terlebih dahulu. Hal ini membuatnya kalah praktis dibandingkan prosumer. Fitur yang lebih banyak pun memerlukan pengetahuan tentang cara memakai dan memaksimalkannya.

Perlu memiliki beberapa pilihan jenis lensa untuk disesuaikan dengan kondisi pemotretan. Perlu budget yang lebih besar dan memerlukan tempat dan peralatan khusus untuk membawa sebuah kamera beserta beberapa lensanya (meski lebih kecil dari DSLR)

Kamera DSLR : Paling besar diantara keempat kategori kamera ini. Fiturnya juga lebih banyak yang memungkinkan kreatifitas yang lebih besar. Tidak berbeda jauh dengan mirrorless dalam segi perlengkapan dan fitur.

Lensanya bisa dibongkar pasang dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Kelemahan : memerlukan kemampuan dan pengetahuan fotografi yang lebih jauh untuk memaksimalkannya. Juga butuh perlengkapan khusus untuk membawa kamera beserta lensa-lensanya.

Jadi, tinggal pilih, mau yang simpel dan sederhana tetapi dengan fitur terbatas atau sedikit repot tetapi kreatifitas bisa keluar secara maksimal.

Anda yang memilih.

 

6. Mana yang lebih baik, Canon, Nikon, Fuji, Sony, Panasonic, Olympus?

Ada yang bilang Canon lebih baik. Tidak seidkit yang mengatakan Nikon punya warna lebih cerah dan enak dimata. Banyak juga yang bilang Fuji punya warna yang lebih mendekati warna asli.

Jadi mana yang terbaik di antara merek-merek tersebut?

TIDAK ADA!

Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada yang secara total lebih baik dibandingkan yang lain. Kalaupun ada maka sifat penilaian adalah subyektif sekali tidak bisa dijadikan patokan secara umum.

Seseorang yang sudah terbiasa menggunakan NIKON selama 10 tahun, tentu saja akan merasa canggung memakai Fuji. Penempatan posisi tombol dan menu berbeda. Hasilnya juga akan berbeda. Kemungkinan besar ia akan mengatakan NIKON sebagai yang terbaik.

Semua penilaian dan ulasan yang Anda baca bersifat subyektif dan penilaian pribadi. Belum ada lembaga khusus yang bisa menjadi patokan siapa yang terbaik dan rasanya lembaga tersebut tidak akan ada.

Jadi, jangan terlalu terpengaruh dengan mitos bahwa merek tertentu lebih baik dibandingkan merek yang lain. Yang terpenting adalah kamera itu cocok untuk Anda.

7. Pergilah langsung ke toko kamera

Memang sih dengan begitu banyak toko online yang menjajakan berbagai jenis barang, termasuk kamera, kehidupan manusia dipermudah.

Meskipun demikian, ada beberapa jenis barang yang sebaiknya dilihat langsung dan diteliti sebelum membeli, kamera adalah salah satunya.

Mengapa demikian?

Membeli kamera lebih dari sekedar membeli sesuai dengan spesifikasi yang sudah disebutkan penjual. Walaupun banyak penjual jujur yang bahkan menyebutkan berbagai kelemahan dan kelebihannya tetap saja ada bagian yang tidak tercantum karena memang bukan hal yang terkait tehnis.

Contohnya saja, hand grip, bagian ini memerlukan sedikit percobaan untuk mengetahui apakah cocok atau tidak dengan genggaman tangan kita. Ingat ukuran tangan manusia tidak sama satu dengan yang lainnya, jadi meski sudah diusahakan seumum mungkin, masih ada kemungkinan handgrip tidak sesuai dengan tangan kita. Sudah pasti hal ini tidak mungkin dicoba kalau membeli lewat online.

Begitu juga soal hasil foto. Dengan datang langsung ke toko, kita bisa melihat secara langsung apakah hasilnya sudah sesuai dengan keinginan kita. Penjual biasanya memperbolehkan oembeli untuk mencoba beberapa jepretan untuk melihat hasilnya.

Lagipula, bukankah kita bisa bernegosiasi untuk mendapatkan harga lebih murah?

8. Pertimbangkan membeli second

Kalau budget terbatas tetapi ingin mencoba kamera dengan level yang lebih baik, membeli kamera bekas pakai atau second hand, bisa menjadi opsi.

Banyak penggemar fotografi atau fotografer yang berniat melakukan upgrade dengan kamera yang lebih baru, akan melepas yang lama dengan harga yang rendah. Tentu saja butuh kehati-hatian untuk membeli bekas.

Tetapi, dengan begini, kita bisa memiliki kamera dengan fitur yang lebih baik dengan harga yang lebih murah.

9. Pertimbangkan pengembangan ke depan

Tehnologi akan terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan kamera.

Setiap tahun pabrikan akan mengeluarkan versi-versi yang lebih baik, lebih maju, dan lebih banyak fiturnya.

Suatu waktu dalam kehidupan seorang fotografer, maka ia akan merasa bahwa kamera yang dimilikinya sekarang tidak lagi mampu mengimbangi perkembangan dirinya. Pada saat itu ia akan terdorong untuk mengganti kamera yang lama dengan yang baru.

Oleh karena itu, keputusan untuk membeli kamera saat ini juga harus memikirkan hal seperti itu.

Begitu juga kalau Anda memilih kamera DSLR atau mirrorless tentu Anda akan membutuhkan berbagai lensa untuk pengembangan kreatifitas Anda. Biaya pembelian lensa perlu diperhitungkan pada saat membeli.

10. Layanan Purna Jual

Tips membeli kamera yang terakhir adalah tentang layanan purna jual.

Masalahnya kamera belum menjadi kebutuhan utama di Indonesia, kecuali kamera smartphone.

Sebagai imbasnya belum semua kota memiliki layanan purna jual alias service center kamera dari berbagai merek. Tidak jarang kalaupun ada, reparasi beberapa merek kamera terutama keluaran yang paling baru masih belum tersedia.

Hal ini perlu diperhatikan agar ketika kamera kesayangan sedang ngadat dan sakit, kita bisa segera memperbaikinya.

Nah, itulah kira-kira tips membeli kamera yang bisa saya bagi kepada Anda.

Semoga bisa bermanfaat.