Mengedit Foto Itu Perlu Kesabaran dan Ketelitian

Mengedit Foto Itu Perlu Kesabaran dan Ketelitian

Pepatah orang Barat mengatakan “No Free Lunch” alias tidak ada makan siang gratis. Semua ada harga yang harus dibayar di dunia ini. Begitu juga dalam fotografi.

Untuk mengedit foto juga ada harganya yang sering tidak terlihat. Yang melihat mungkin tidak pernah membayangkan perjuangan di balik layar bagaimana dan apa yang harus dikorbankan oleh seorang fotografer saat melakukan proses pengeditan foto.

Terus terang, selain harga softwarenya ada lagi yang harus dikeluarkan, yaitu waktu, tenaga, dan pikiran.

Memang, banyak yang mengatakan dan menyarankan untuk mempergunakan berbagai pre-set, paket setting yang sudah tersedia di dalam software. Tetapi, terkadang, pre-set yang ada tidak sesuai dengan ide dan imajinasi yang ada di kepala. Bisa juga editing yang perlu dilakukan hanyalah hal-hal kecil saja, seperti mempertajam gambar atau membuat salah satu bagian foto lebih jelas. Dan, biasanya hal ini tidak tersedia dalam pre-set yang ada.

Salah satunya adalah foto di atas.

Foto aslinya, secara komposisi sudah lumayan. Sayangnya, karena jangkauan lensa saat foto dihasilkan, obyek utamanya agak kabur dan tidak tajam.

Mengedit Foto Itu Perlu Kesabaran dan Ketelitian

Warnanya juga kurang kontras sehingga obyeknya kurang begitu menonjol.

Kalau dilakukan editting pada semua bagian, hasilnya malah kurang enak dipandang mata. Jadi, saya harus memastikan satu bagian saja, si ibu dan anak-anaknya yang dipertajam dan dibuat sedikit lebih gelap agar lebih menonjol dibandingkan latar belakangnya.

Dan, ternyata membutuhkan waktu setidaknya 15-20 menit hanya untuk mengedit bagian tersebut di GIMP (GNU Image Manipulation Program).

Masalah utamanya ada pada bentuk obyek yang memiliki banyak “lekuk”. Tidak bisa mempergunakan tool “rectangle selection” (berbentuk kotak) dan harus mempergunakan “free style” yang berbentuk pensil agar bisa mengikuti bentuk obyek.

Disitulah masalahnya. Tidak mudah ternyata. Berulangkali, “pensil” digital, yang dijalankan kursor, terlalu melebar atau menyempit. Hasilnya tidak bisa pas mengikuti garis-garis lengkung obyek. Jadilah berulangkali harus diulang hingga paling tidak hasilnya cukup pas.

Barulah dilakukan perbaikan kontras serta mempertajam warna.

Hanya sedikit yang harus diedit pada foto di atas, tetapi ternyata waktu yang terpakai lumayan lama juga. Hal itu menunjukkan bahwa mengedit foto itu tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Butuh banyak kesabaran dan ketelitian untuk menghasilkan sesuai yang diinginkan.

Setidaknya, dengan begitu saya bisa lebih menghargai usaha dan kerja keras yang dilakukan para seniman digital dalam menghasilkan karyanya. Sudah pasti butuh perjuangan dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Sesuatu yang seringkali tidak diketahui dan dihargai oleh yang melihat hasilnya.