Mengenal Aperture atau Diafragma pada Kamera

Apa itu Aperture? Apa fungsi aperture dan apa kaitannya untuk menghasilkan sebuah foto? Mengapa kita harus memahami aperture?

Yap. Saya dulu juga pernah bertanya tentang hal yang satu ini. Butuh waktu juga untuk memahaminya dan lebih banyak lagi waktu yang dibutuhkan untuk mempergunakannya.

Teori mengenai aperture atau kerap juga disebut dengan diafragma, yang manapun penggemar fotografi pasti akrab dengan istilah ini, sebenarnya merujuk pada salah satu bagian kamera. Adanya di bagian muka tepat di depan lensa.

Seperti apa bagian kamera itu, yang sering juga disebut dengan “bukaan rana” bisa dilihat di foto atas. Terdapat beberapa bilah seperti tirai di depan lensa.

Aperture atau Diafragma

Teorinya, ketika kita menekan tombol shutter saat hendak mengambil foto, bilah-bilah itu akan “membuka” dan membentuk sebuah “lubang” untuk jalan masuk cahaya. Cahaya yang masuk yang melalui lubang inilah yang kemudian diproses oleh sensor untuk menjadi sebuah foto.

Besar lubang yang terbentuk ini lah yang diberi ukuran dalam fotografi. Ukuran aperture atau diafragma akan dimulai dengan huruf “f” yang kemudian diikuti oleh angka, seperti contoh f/1.4,f/2.8,f/11, dan seterusnya.

Semakin kecil angkanya, maka ukuran lubang yang terbentuk akan membesar Semakin kecil angkanya, semakin besar lubang di depan lensa yang terbentuk. Silakan lihat gambar di bawah ini sebagai ilustrasi.

Aperture dan Kaitannya dengan Depth Of Field (DOF)

Apa itu Depth of Field alias DOF?

Rasanya akan lebih jelas bila menggunakan contoh foto. Silakan perhatikan foto di samping.

Backgroundnya agak terlalu ramai dan akan membuat obyek utama menjadi kurang menonjol. Nah, untuk itulah saya harus membuatnya “blur” atau “kabur”. Dengan begitu sang obyek akan menjadi menonjol.

Jadi, di dalam foto itu ada dua bagian, yang satu terang, jelas dan detil, sedangkan bagian lainnya “blur” atau “kabur”.

Bagian yang “jelas” dan “detil” itulah yang dikenal dengan Depth of Field (DOF).

Lalu, apa kaitan dengan aperture?

Kaitannya bisa disingkat dalam dua kalimat ini saja.

Aperture rendah (angka kecil) ==> Depth of Field juga kecil. Dengan kata lain, jika Anda menggunakan aperture f/2.8 maka ukuran bidang yang “jelas” akan lebih kecil dibandingkan dengan f/5.6.

Sebaliknya.

Aperture tinggi (angka besar) ===> Depth of Field lebih luas. Dengan kata lain, bidang jelas akan lebih luas dibandingkan aperture rendah.

Fungsi aperture

Setelah mengetahui apa itu aperture dan DOF, tentu Anda sudah mengetahui secara garis besar fungsinya, yaitu menentukan bidang yang “jelas” dan bidang yang “kabur”.

Dengan bantuan auto-focus, pemotret bisa menentukan di bagian mana mereka ingin “jelas”. Sisanya akan dibuat blur oleh kamera.

Seperti contoh peserta pawai di atas, maka saya menempatkan focus pada sang penari, maak sisanya terlihat blur.

Hal ini akan membantu obyek yang ingin ditampilkan agar dapat terlihat lebih menonjol dibandingkan sekitarnya. Salah satu tehnik fotografi yang memanfaatkan aperture dan DOF-nya adalah untuk menghasilkan efek bokeh.

Batasan Aperture pada kamera atau lensa

Pada saat membeli sebuah lensa atau kamera, biasanya ada tanda yang bertuliskan f/3.5 – f/5.6 dan sebagainya.

Tanda ini menunjukkan batasan aperture yang bisa dicapai oleh sebuah kamera atau lensa. f/3.5 adalah batasan terendah dan f/5.6 adalah batasan tertinggi.

Dan kalau kita sudah memahami, maka dengan mengetahui batasan terendah atau tertinggi, kita bisa berasumsi bahwa lensa atau kamera dengan spesisikasi seperti itu akan sulit untuk menghasilkan bokeh yang “creamy” atau “lembut”. Biasanya fotografer berpengalaman akan menggunakan lensa dengan aperture yang serendah mungkin, antara f/1.4-2.8 agar efek bokeh yang dihasilkan lebih enak dipandang.

Itulah sekilas tentang apa itu aperture.

Hanya, karena aperture atau diafragma adalah satu dari 3 pilar fotografi, penggunaannya biasanya akan selalu berhubungan dengan dua pilar lainnya, shutter speed, dan ISO. Perubahan pada aperture, akan membutuhkan perubahan juga pada ISO atau shutter speed.

Hubungan antara ketiganya akan dituliskan lebih terperinci dalam artikel terpisah. Untuk kali ini, cukup sekian. Mudah-mudahan penjelasan singkat tentang apa itu aperture atau diafragma atau bukaan rana beserta fungsinya dapat bermanfaat.