Salah satu cara paling umum dalam belajar fotografi, terutama secara otodidak, adalah dengan berkunjung ke website atau blog foto milik fotografer terkernal. Contohnya, website Darwis Triadi, Darren Rowse dengan Digital Photography School, atau banyak blog lain yang sudah terkenal. Disana memang banyak sekali tips dan trik serta tutorial yang menjelaskan bagaimana membuat foto yang memukau.
Dan, memang banyak sekali pengetahuan yang bisa didapat dari sana.
Sayangnya, terkadang ada efek negatif juga hadir dalam diri seseorang setelah itu. Ada rasa minder alias rendah diri yang langsung terselip di dalam hati. Mau tidak mau, di blog-blog foto terkenal itu memang dipajang berbagai hasil karya yang kerap membuat orang ternganga karena keindahannya.
Jeleknya lagi, setelah kita mencoba berbagai tips dan triknya, ternyata hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan. Foto-foto kita masih saja terkesan jelek dibandingkan apa yang kita lihat disana.
Minder, rendah diri, merasa bodoh, tidak jarang langsung nongol tak tertahankan. Padahal, perasaan seperti ini justru menghambat perkembangan seorang fotografer pemula untuk beranjak maju.
Percayalah, saya pernah merasakan hal itu. Sampai sekarang pun sering rasa itu masih timbul.
Nah, untuk mengatasi rasa rendah diri itu, yang mau tidak mau harus diatasi, caranya sebenarnya tidak sulit, walau tidak mudah. Yang perlu dilakukan hanyalah menerima beberapa fakta saja, seperti :
Experience Does Matter : Pengalaman Menentukan
Fotografi adalah skill dan dalam sebuah skill, pengalaman seseorang di bidangnya sangat berpengaruh besar terhadap keahlian yang dimilikinya.
Orang-orang di belakang website atau blog foto terkenal itu jelas sudah berpengalaman di bidang fotografi selama bertahun-tahun. Bahkan ada yang sudah puluhan tahun.
Jadi, jangan coba bandingkan hasil sendiri yang baru bergelut di dunia fotografi selama beberapa tahun dengan mereka yang sudah lama. Jelas tidak sebanding. Lagipula, bukankah alasan kita berkunjung ke website/blog itu adalah untuk menimba ilmu? Mereka guru, kita murid.
Terima kenyataan ini dan jangan mencoba membandingkan.
Gears Are Decisive : Peralatan Menentukan
Fotografer berpengalaman biasanya memperlengkapi diri mereka dengan peralatan terbaik (dan mahal). Peralatan dalam hal ini bukan hanya kamera, tetapi juga lensa, tripod, dan berbagai aksesori lainnya.
Belum lagi kelas kamera yang dipergunakan adalah high-end punya atau kelas atas dan diperlengkapi lensa seri L.
Dan, kebanyakan foto pada website atau blog foto milik fotografer terkenal, hampir semuanya dibuat dengan peralatan seperti ini.
Jangan coba bandingkan dengan kita yang masih bergelut memakai Canon 1400D atau Nikon D3300, alias kelas low-end. Hasilnya jelas beda.
Meski memang kamera bukanlah segalanya, tetapi bayangkan saja hasil foto dari seseorang yang memiliki kombinasi peralatan canggih dan skill mumpuni.
Berat untuk mengimbangi. Terima kenyataan bahwa foto Anda akan sulit mengimbangi yang terpampang di website-website itu.
Profesional (Ahli) Vs Amatir
Website atau blog foto terkenal biasanya dikelola oleh mereka-mereka yang hidup dan bergelut di dunia fotografi. Full time.
Oleh karena itu, mereka memang harus berbekal dan mengandalkan keahlian mereka. Tidak jarang mereka memiliki latar belakang pendidikan yang menunjang, seperti lulusan jurusan fotografi atau seni rupa.
Jangan bandingkan dengan kita yang kebanyakan masih amatir dan berbekal kemampuan yang didapat dari belajar sendiri.
Foto-fotonya Sudah Diedit
Hampir semua foto yang dipajang di blog goto blog foto terkenal sudah dikurasi atau diedit dengan berbagai cara. Jadi, kalau memang mau mencoba meniru, jangan hanya pada sisi fotografinya saja, tetapi kita juga harus belajar pengeditan fotonya juga.
Jadi, percuma saja memaksakan untuk memotret sesuai teori dan mencoba menghasilkan foto yang sama dengan yang ada di blog-blog itu karena semuanya sudah tidak 100% asli keluar dari kamera.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi rasa rendah diri seperti ini adalah dengan mengingat tujuan Anda berkunjung ke blog foto seperti itu, yaitu untuk BELAJAR.
Pelajari saja apa yang diajarkan disana, dan kemudian coba terapkan.
Jangan langsung minder dan kemudian tidak lagi membaca karena hasilnya malah lebih buruk lagi. Teruskan membaca berbagai tutorial disana dan coba terapkan dalam kehidupan fotografi kita.
Lakukan, lagi, lagi, dan lagi. Berulangkali.
Inti dari kemajuan dalam semua hal adalah belajar dan terus berusaha memperbaiki diri. Jangan berhenti hanya karena merasa minder melihat karya para fotografer terkenal. Jadikan mereka inspirasi dan tempat menggali ilmu.
Buang saja minder dan rendah dirinya ke tempat sampah.