Tips ini lahir dari pengamatan bahwa ada kecenderungan kalau seseorang memotret itu hanya dari satu angle saja. Umumnya, seorang yang memegang kamera akan menjepret atau mengambil foto dari satu sudut saja, yaitu dari depan obyek dengan posisi berdiri.
Jarang sekali yang mencoba merekam momen itu dari samping, kiri-kanan, atau atas-bawah.
Kalau diamati , mayoritas pemotret , terutama kalangan awam akan memotret dengan sudut yang sejajar denganobyek dan umumnya, sekali lagi umumnya, posisi kamera berada sejajar dengan mata dari obyeknya.
Memang, bukan sebuah kesalahan. Tidak ada salah dan benar dalam fotografi. Semua sah-sah saja dan semua bebas melakukan apa yang dikehendaki. Tidak ada orang yang bisa menyalahkan.
Hanya…
Kebiasaan umum seperti itu biasanya menghasilkan foto yang umum pula.
Datar.
Harap dimaklum karena cara seperti itu sudah biasa dilakukan oleh milyaran orang, maka hasilnya pun menjadi biasa pula. Biasanya hasil fotonya tidak akan berbeda dengan milyaran foto lainnya.
Kebiasaan ambil foto dari sudut sejajar mata juga menyempitkan kesempatan untuk mendapatkan foto yang “terbaik”.
Tidak mungkin mendapatkan hasil terbaik kalau hanya mencoba satu kali dari satu sudut saja.
Foto yang “terbaik” itu sedianya hanya bisa dihasilkan dengan perbandingan. Dengan kata lain, kalau hanya satu maka foto tersebut tidak bisa dibandingkan. Padahal, “terbaik” itu seharusnya setelah dilakukan penilaian dengan keberadaan pembanding.
Pembanding dalam hal ini adalah foto-foto yang dijepret dari berbagai sudut lainnya.
(Ingat prinsip “Kill The Babies“)
Nah, jika memang ingin mendapatkan foto terbaik, suka atau tidak suka, seorang “fotografer” haruslah mau berkorban sedikit. Ia harus mengupayakan untuk mendapatkan foto-foto yang diambil dari berbagai sudut lainnya.
Barulah kemudian dibandingkan.
Karena itulah, paraa praktisi fotografi, baik amatir atau profesional, jarang sekali yang hanya merekam momen dari satu sudut saja. Mereka biasanya bergerak dan terus mencari ruang dan sudut yang memungkinkannya untuk memotret.
Bahkan, dalam tim yang terdiri dari beberapa fotografer pun, sering dilakukan pembagian tugas agar semua sudut pemotretan dapat di-cover dengan baik.
Ada beberapa sudut pemotretan umum yang sebenarnya, kalau fotografernya tidak terlalu malas bergerak, bisa diambil.
Misalkan saja, seperti
Memotret dari sudut bawah akan memberi kesan tinggi pada obyek
Hal ini sesuai dengan mata manusia, dimana kalau kita berada pada posisi lebih rendah dibandingkan obyek, maka obyek tersebut akan terkesan lebih tinggi dari sebenarnya.
Sudut pengambilan gambar dari bawah bisa membantu ketika obyek ingin ia terlihat tinggi.
Kadang mengambil foto dari sudut ini akan membantu seseorang yang pendek menjadi terlihat agak tinggi dari sebenarnya.
Memotret dari samping
Coba saja. Pasti berguna di saat Anda harus mengambil foto ibu-ibu yang badannya sudah melar. Kalau dari samping lebarnya obyek bisa ditutupi dan tidak terlalu terlihat.
Ada banyak sudut pengambilan dan masing-masing bisa memberikan kesan yang berbeda. Jumlahnya bisa tak terhitung tergantung dengan kondisi dan situasi dimana foto diambil.
Kalau dikombinasikan dengan berbagai hal lain, seperti background, obyek, penempatan fokus, akan semakin banyak lagi kemungkinan untuk menghasilkan gambar yang “berbeda” dari kebanyakan.
Itulah mengapa, kalau Anda sadari, seorang fotografer, atau penggemar fotografi, terkadang akan melompat dari satu posisi ke posisi yang lain di depan obyek. Ia memastikan bahwa ia mencoba sebanyak mungkin sudut pengambilan dan kombinasi tersebut.
Dengan begitu ia akan bisa melihat berbagai foto dari sudut pengambilan yang berbeda sebelum kemudian ia memilih YANG TERBAIK (menurut dirinya).
Cobalah sendiri, Kawan. Tips ini sama sekali tidak tergantung jenis kamera apa yang Anda bawa. Tips ini mengandalkan pada kemauan sang fotografer untuk mencoba memotret dari berbagai sudut dan posisi.
Anda beruntung kalau memiliki sebuah kamera dengan vari-angle LCD (LCD monitor yang bisa dubah posisinya), tetapi kalau tidak pun bukan masalah. LCD monitor tidak akan bisa mengalahkan kelenturan tubuh dan kemauan manusia untuk mendapatkan hasil.