Istilah memotret dengan low angle atau sudut rendah merujuk pada posisi dimana kamera berada di bawah level garis mata dari “obyek/subyek” dan dengan lensa nenggak a.k.a menengadah.
Meskipun namanya keren, tetapi cara melakukannya sederhana saja. Coba lakukan ini.
- pilih sebuah obyek, misalkan patung atau bangunan
- berjongkok atau bertiarap, kemudian arahkan lensa menghadap ke atas (bila kamera memiliki vari-angle monitor lebih mudah dilakukan)
That’s it.
Tidak selalu harus berjongkok. Yang terpenting kamera tidak berada sejajar dengan “mata” atau bagian yang dijadikan sasaran lensa. Bisa juga Anda tetap berdiri dan memotret menghadap ke atas.
Berapa besar sudutnya? Tergantung selera, tetapi dalam memotret dengan teknik low angle yang ekstrim, lensa kamera bahkan dibuat hampir tegak lurus (90 derajat).
Efek yang diharapkan dari memakai sudut pengambilan gambar yang satu ini biasanya untuk menghadirkan kesan ‘TINGGI” atau “BESAR” dari obyeknya. Hal ini berlawanan dengan high-angle yang membuat obyek menjadi pendek atau kecil.
Teknik ini biasa dipergunakan untuk memotret arsitektur atau bangunan, meskipun sering juga dipakai untuk genre lainnya.
Salah satu tantangan dalam menerapkan teknik memotret low-angle adalah kalau dilakukan di luar ruangan dan di siang hari. Kamera akan langsung menghadap “langit” dan sinar matahari yang terik akan membuat cahaya masuk secara berlimpah. Jika setting shutter speed tidak tepat, hasilnya latar belakangnya menyilaukan.