Membuat Kesalahan, Langkah Bagus Untuk Maju

Membuat Kesalahan, Langkah Yang Bagus Untuk maju
Jalan Suryakencana, Bogor 2021

Anda ingin bisa memotret dengan baik? Kalau memang mau, saya sarankan cobalah membuat kesalahan sebanyak mungkin. Jika hal itu Anda lakukan, maka berarti Anda sudah berada pada jalur yang tepat.

Percayalah saya benar dalam hal ini. Tidak salah sama sekali. Bila Anda tidak percaya, cobalah tanyakan kepada para fotografer terkenal, berapa banyak kesalahan dalam memotret yang pernah dilakukan, dan sampai sekarang masih dilakukan.

Jawabannya pasti akan membuat kaget karena mereka tidak akan bisa menyebutkan jumlahnya. Bukan karena mereka tidak pernah berbuat salah, tetapi justru karena jumlah kesalahannya susah dihitung dan sedang terus bertambah.

Kesalahan adalah bagian dari dunia fotografi dan jika seseorang berniat menjadi fotografer handal, mereka harus menerima bahwa perjalanannya tidak akan lepas dari berbuat salah.

Yang membedakan dari fotografer biasa dan handal adalah dalam hal apa yang dilakukan setelah berbuat salah.

Fotografer yang biasa akan mundur, minder, atau menjadi tertekan ketika ada kekeliruan yang mereka buat. Fotografer yang handal akan belajar dari kesalahan itu, menemukan solusinya, dan kemudian melatih diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Hal itu akan terjadi setiap waktu.

3 Pertanyaan Penting Sebelum Menekan Tombol Shutter Release

Kesalahan yang diperbuat bisa menjadi dasar dari perbaikan.

Misalkan saja, sebelum tahu saya tidak begitu memperhatikan masalah kecil, seperti “garis horison“. Lama kelamaan, saya menyadari kalau garis horison tidak seimbang dan agak miring, maka foto juga menjadi tidak enak dilihat. Kalau fotonya pemandangan laut, kesan yang hadir adalah air laut akan “tumpah” ke arah salah satu sisi.

Kesalahan inilah yang kemudian membuat saya berhati-hati dalam memotret apapun. Saya akan meluangkan waktu sejenak untuk melihat apakah garis horison sudah lurus atau masih miring ke salah satu sisi.

Foto dengan garis horison yang miring, enak kah dilihat?

Kekeliruan itu juga yang pada akhirnya mendorong saya menemukan fungsi fitur grid atau lines dalam kamera.

Saya justru berkembang dari kesalahan-kesalahan itu. Banyak sekali pengetahuan yang didapatkan.

Jadi, saya rasa, kalau seseorang memang punya keinginan untuk maju di dunia fotografi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menerima bahwa berbuat salah itu bagian dari kehidupan seorang fotografer.

Bukan berarti ia harus terus berbuat salah, tetapi ia tidak perlu merasa terlalu terbebani kalau hasil fotonya jelek karena kesalahan yang dibuatnya. Ia boleh kesal, tetapi energi dari kekesalan itu harus disalurkan menjadi motivasi untuk terus memperbaiki diri.

Dengan begitu maka, ia akan terus terdorong untuk menjadi lebih baik daripada hari ini.

Dan, yang terakhir, kesalahan-kesalahan itu akan tetap terjadi bahkan ketika seseorang sudah menjadi fotografer terkenal dan dibayar mahal. Membuat kesalahan adalah bagian dari dunia ini.

Bedanya, jumlah kesalahan yang dibuat seseorang yang sudah mahir akan lebih sedikit dibandingkan seorang pemula.

Kalau tidak percaya dengan apa yang saya katakan, coba tanyakan saja berapa foto “gagal” yang dibuang atau sekedar disimpan oleh seorang fotografer terkenal untuk menghasilkan 1-2 foto yang baik. Percayalah, jawabannya akan membuat Anda tercengang.

Percayalah!