Jahat memang terdengarnya, tetapi saya yakin 1000 persen bahwa membaca teori fotografi 1000 kali tidak akan membuat seseorang mahir memotret. Ia mungkin akan pandai dalam berceloteh tentang berbagai istilah, teori-teori cara memotret, dan opini-opini cara memotret yang baik. Namun, tetap saja, hal itu tidak berarti ia memiliki skill memotret.
Seseorang bisa disebut mahir memotret adalah ketika ia mampu membuat sebuah karya foto yang bagus dan enak dilihat. Bukan berdasarkan seberapa banyak teori yang dia hapal.
Seorang fotografer yang mahir biasanya adalah mereka yang berhasil menerapkan teori-teori tadi ke dalam produk yang “dikonsumsi” oleh publik, yaitu foto.
Untuk itu biasanya mereka juga melakukan berbagai latihan berdasarkan teori-teori itu. Kemudian, teori-teori itu dikembangkan berdasarkan kreativitas masing-masing dan dibumbui dengan karakter dan ciri khas masing-masing.
Mereka akan melakukan kesalahan dan bahkan menemukan bahwa dalam banyak kasus, kegiatan memotret di dunia nyata bisa sangat berbeda dengan teorinya. Tidak jarang bahkan mereka melanggar berbagai teori yang mereka ketahui dan melandaskan diri pada intuisinya.
Bukan berarti teori tidak berguna, tetapi pengetahuan teori hanya berperan sebagian kecil dalam usaha menjadi seorang fotografer yang handal.
Yang lebih berperan dalam hal ini adalah prakteknya. Oleh karena itu biasanya para fotografer handal memiliki “jam terbang” yang tinggi. Mereka lebih sering turun ke lapangan dibandingkan hanya menyerap teori-teori.
Saya sendiri merasakan perbaikan skill memotret setelah lebih banyak melakukan menjepretkan kamera saya. Teori yang saya serap, saya coba terapkan berulangkali saat turun ke lapangan.
Apakah langsung bagus? Tidak lah. Luar biasa banyak foto yang kemudian saya buang karena tidak memuaskan dari berbagai aspek. Barulah setelah perlahan saya memahami dan kemudian berimprovisasi, saya menemukan cara dan gaya sendiri.
Barulah dari sana saya mulai berkembang ke arah yang lebih baik.
Bukan teorinya yang membuat saya lebih baik, meski harus diakui ada perannya, tetapi latihan dan praktek lah yang mendorong ke arah perbaikan.
Untuk itulah saya akan menyarankan kepada setiap pemula untuk mencoba pola 1 : 10, satu jam membaca teori dan dilanjutkan dengan 10 hari berlatih menerapkan teori tersebut.
Jangan diubah, 10 jam membaca teori dan 1 hari pratek. Hal itu tidak akan membawa perbaikan karena fotografi adalah tentang mengoperasikan kamera dan membuat foto, bukan tentang membaca dan menelan teori.