Memotret itu, berbeda dari pandangan banyak orang, membutuhkan sang pelaku untuk berpikir. Ada beberapa tahap yang harus dilewati sebelum seseorang menekan tombol shutter release atau dengan kata singkat memotret.
Apa yang harus dipikirkan semua terangkum dalam tiga pertanyaan penting, yaitu
- Mengapa saya harus memotret sebuah obyek?
- Apa yang menarik dari obyek tersebut?
- Bagaimana cara menyampaikan kepada pemirsa?
Pertanyaan pertama merupakan sebuah langkah krusial karena tanpanya, sebuah foto bisa menjadi tidak jelas dan tanpa jiwa. Pertanyaan ini berkaitan dengan ide.
Seorang pemotret harus mempertanyakan kepada dirinya apa yang menyebabkannya tertarik pada sebuah obyek. Alasan apa yang hadir dalam hati dan kepala sehingga ia harus merekam momen itu dalam fotonya.
Contohnya, saat merekam pemandangan, dorongan keindahan atas apa yang dilihat biasanya merupakan pemicunya.
Bisa juga kecantikan seseorang lah yang menjadi inspirasi bagi dirinya untuk menekam tombol shutter release.
Jadi, langkah awalnya seorang pemotret harus bisa menggali hati dan pikirannya sendiri untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan, “Mengapa ia harus memotret sebuah obyek?”
Pertanyaan kedua merupakan kelanjutan dan tidak bisa dipisahkan dari yang pertama. Setelah menemukan alasan kenapa obyek tersebut harus direkam, seorang pemotret harus bertanya lagi, kepada dirinya sendiri tentunya.
Dari semua yang dilihat mata, “Mengapa obyek-obyek tersebut menarik?”.
Bisa jadi sebuah obyek menarik karena warnanya, kalau wanita, mata dan kemolekan tubuhnya, atau kalau lanskap, sinar matahari yang keemasan.
Seorang pemotret harus menemukan daya tarik dari obyeknya.
Hal ini akan berkaitan dengan bagaimana nantinya ia harus menampilkan “daya tarik” itu dalam fotonya. Misalkan, jika kecantikan yang ingin dipamerkan, maka fokusnya harus pada wajah dan bagian tersebut harus dibuat menjadi yang paling tajam dan jelas. Jangan ingin menampilkan kecantikan, ia justru memfokuskan pada badan modelnya. Posenya dan sudut pengambilan gambar pun akan tergantung pada kejelian dalam menemukan bagian yang menarik.
Nah, yang terakhir merupakan kesimpulan dari dua tahap sebelumnya. Pertanyaan ketiga merupakan realisasi dari semua pemikiran yang didapatkan dari dua pertanyaan sebelumnya.
Bagaimana cara menyampaikan semua itu kepada pemirsa fotonya? Pertanyaan ini berarti
- pembuatan komposisi foto, subyek, latar belakang, kontras
- posisi subyek dalam foto sehingga ia tampak menonjol
- perlu atau tidaknya memakai bokeh agar sang subyek menjadi lebih menonjol dan foto terkesan estetis
- perlukah menambahkan unsur estetis dalam foto itu
- pencahayaan yang baik agar pemirsa foto nyaman melihatnya
- dan banyak lagi pertanyaan lainnya
Ketiga pertanyaan itu sebenarnya semua sebaiknya dilalui seorang pemotret sebelum merekam obyeknya. Dengan begitu hasilnya bisa menjadi lebih baik dan enak dilihat.
Kegagalan dalam menemukan jawaban bagi salah satunya umumnya berujung pada hasil foto yang kurang memuaskan.
Masalah utama yang dihadapi adalah “waktu”. Banyak pemotret yang tidak mau meluangkan waktu untuk berpikir, padahal faktor-faktor seperti ini lah yang membedakan antara pemotret mahir dan seadanya.
Itulah mengapa saya selalu berusaha menghadirkan 3 pertanyaan ini sebelum menekan tombol shutter release. Meski terkadang karena waktu yang sempit, intuisi yang mengambil alih, saya akan selalu berusaha berpikir beberapa saat.
Hasilnya lumayan sekali. Hasil-hasil foto saya membaik sejak proses memotret dimulai dengan tiga pertanyaan ini.
Silakan saja coba sendiri kalau tidak percaya.