Mencintai Fotografi Dulu, Pikir Bisnis Kemudian

mencintai fotografi pikir bisnis kemudian A
Bogor CGM Street Festival, 2018

Di zaman sekarang, apa sih yang tidak bisa dijadikan bisnis? Sampah saja bisa menghadirkan berbagai macam bisnis dan memberikan keuntungan, apalagi fotografi, yang untuk melakukannya butuh modal lumayan besar.

Jadi, sangat tidak salah kalau kemudian banyak orang menekuni dunia fotografi berlandaskan niat mendatangkan profit a.k.a dengan alasan untuk bisnis. Wajar saja, sama wajarnya dengan mereka yang menekuninya karena kesenangan atau alasan lainnya.

Bagaimana dengan Anda? Nah, kalau memang Anda juga berniat seperti itu, ada satu tahap awal yang akan saya sarankan, yaitu mulailah belajar mecintai fotografi itu sendiri.

Iya, niat apapun yang ada di hati Anda, uang, ketenaran, kepopuleran, atau apapun, simpan saja dulu dan tidak perlu dibicarakan. Alasannya, karena tanpa Anda bisa melewati tahap ini, sulit untuk mewujudkan target tersebut.

Mengapa?

Bayangkan saja seperti ini.

Perjalanan dan proses yang panjang

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan uang dari bisnis fotografi? Tidak jelas. Bisa panjang dan sangat panjang sekali. Jarang ada fotografer yang bisa langsung menghasilkan uang dalam 2-3 tahun setelah ia terjun ke dunia ini.

Lagi pula, tidak ada jaminan kesuksesan atau uang itu akan datang. Semua masih akan tergantung banyak faktor.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk bisa dikenal banyak orang sebagai seorang fotografer? Tidak ada yang bisa memastikan juga.

Semua harus dirintis dari awal dan melewati banyak rintangan dan tantangan. Apalagi di masa sekarang, fotografi adalah untuk semua orang dan semua orang bisa memotret, persaingan akan luar biasa keras.

Akan menjadi satu hal yang sangat mudah untuk berputus asa melihat panjangnya perjalanan yang harus ditempuh seorang fotografer untuk mencapai tujuannya. Beratnya tantangan dan hambatan yang dihadapi, bahkan untuk dikenal segelintir orang pun akan terasa sulit sekali, akan mendorong hati untuk mengangkat tangan.

Hanya mereka yang bisa menghadirkan rasa cinta terhadap fotografi yang punya kemauan lebih untuk bertahan. Beratnya tantangan di depan mata agak diperingan dengan rasa suka dan sayang di dalam hati.

Proses yang panjang bisa dinikmati sambil tetap berusaha melangkah ke tujuan.

Kira-kira miriplah kalau sedang berjalan kaki dengan si “pujaan hati”. Berkilometer jalan yang ditempuh bisa tidak terasa karena kita menikmati kebersamaan dengan si Dia.

Mencintai fotografi memang tidak bisa memastikan keberhasilan, tetapi setidaknya bisa membuat seseorang menikmati prosesnya. Tidak terfokus hanya pada uang, kepopuleran dan target yang sudah ditetapkan.

Dengan begitu, beban yang berat akan terasa lebih ringan dan akhirnya seseorang akan mampu “berjalan” lebih lama di dunia ini.

mencintai fotografi pikir bisnis kemudian 2
Bogor CGM Street Festival, 2018

Motivasi untuk belajar dan menggali lebih dalam

Tahukah hal umum yang dilakukan oleh seseorang yang sedang jatuh cinta? Umumnya, ia akan berusaha ingin tahu lebih banyak tentang orang yang dicintainya.

Ia akan mempelajari berbagai hal terkait pujaan hatinya, seperti alamatnya, nomor telponnya, dimana rumahnya, siapa orangtuanya, hari ulang tahunnya, dan tentunya apa yang disukainya.

Ia juga akan ingin terus berusaha bersama dengan sang pujaan hati.

Iya kan?

Hal yang sama akan berlaku ketika seseorang mencintai fotografi.

Ia akan berusaha mempelajari tentang dunia itu. Mengetahui seluk beluknya , mendalami teknik pembuatan foto yang baik, dan segala hal terkait potret memotret.

Dengan membentuk sebuah pribadi yang mencintai fotografi, motivasi dan dorongan untuk terus belajar akan lebih kuat. Segala hal akan dilakukan agar setiap hari dirinya semakin mahir dalam membuat foto yang baik.

Tahan banting dan kuat menghadapi kritik dan tantangan

Pernah merasakan foto hasil karya kita dikritik? Dipandang rendah? Bersiaplah untuk menghadapinya kalau memang berniat menjadi seorang fotografer profesional.

Hal itu pasti akan terjadi dan dialami oleh semua orang. Hanya saja, banyak yang tidak menceritakan ke muka publik.

Tanpa adanya rasa cinta, hal itu sulit dihadapi.

Rasa putus asa dan patah arang sangat mungkin muncul ketika hati tidak menyukai dan mencintai apa yang dilakukan.

Padahal, yang namanya kritikan, tantangan, atau hambatan adalah bagian dari sebuah perjalanan dalam menggapai kesuksesan dalam dunia fotografi yang diharapkan. Tidak ada fotografer profesional yang tidak menemui kritikan atau cercaan.

Prosesnya mirip dengan perjalanan sepasang kekasih yang menargetkan untuk menuju jenjang pernikahan. Mereka pasti akan bertemu orang yang mencibir tentang hubungan mereka, orangtua yang tidak menyukai, atau banyak lagi hal lainnya.

Yang berhasil pada akihirnya adalah mereka yang bisa terus menyayangi satu dengan yang lainnya dalam segala situasi dan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan.

Mencintai Fotografi Dulu, Pikir Bisnis Kemudian
Bogor CGM Street Festival 2018

Terdengar seperti bullsh*t kan apa yang dituliskan di atas? Yah, pasti ada yang berpendapat demikian.

Sayangnya, semua itu adalah fakta dan kenyataan. Banyak fotografer kawakan sekalipun akan menyarankan hal yang sama.

Ungkapan sederhana dalam bahasa Inggris, “Do what you love or love what you do (Kerjakan yang kamu cintai atau cintai yang kamu kerjakan)” tidak lahir tanpa sebab.

Jadi, kalau memang Anda serius berniat menekuni fotografi, sebelum berbicara hal-hal teknis yang rumit, mungkin sebaiknya ajukan sebuah pertanyaan sederhana ini.

Maukah Anda mencintai fotografi?

Jawaban Anda akan menunjukkan keseriusan bergelut di bidang yang satu ini.

6 thoughts on “Mencintai Fotografi Dulu, Pikir Bisnis Kemudian”

  1. Kalimat yang keren:

    “Jadi, sangat tidak salah kalau kemudian banyak orang menekuni dunia fotografi berlandaskan niat mendatangkan profit a.k.a dengan alasan untuk bisnis. Wajar saja, sama wajarnya dengan mereka yang menekuninya karena kesenangan atau alasan lainnya.”

    “mulailah belajar mecintai fotografi itu sendiri.”

    Menurut saya ini sama halnya dengan aktivitas blogging (atau aktivitas lainnya), ada yang sejak awal bikin blog untuk bisnis, ada yang untuk hobi atau hal lainnya. Apapun alasannya, lakukan dengan mencintai apa yang dilakukannya.

    • Tepat sekali.. sebenarnya pandangan ini berlaku untuk semua jenis pekerjaan atau bidang. Lakukan dengan sepenuh hati dan rasa cinta…Beeeneeerr bangeettttzzz

  2. Sepakat banget sih kak soal dunia fotografi ini. Sama halnya dengan hal berbau seni dan berkarya lainnya, kita gak bisa berharap dapat imbalan langsung seketika. Perlu mencintainya dan membangun citra terlebih dahulu. Semangat ya kak.

    • Iyah…. sama juga kayak menulis kan ya Jeng, nggak bisa langsung mikir duit dulu, tetapi harus dijalani dulu

      Semangat juga buat Ajeng yah..

    • Iyah wajar saja kok kalau tertarik sama yang satu ini. Memang tidak repot.

      Cuma kalau senang ngedit, justru saya menyarankan jangan pakai apps di smartphone, terbatas sekali. Coba pakai yang desktop karena biasanya fiturnya lebih bagus untuk ngedit.

Comments are closed.