Keuntungan dan Kerugian Menyewa Kamera atau Lensa

Keuntungan dan Kerugian Menyewa Kamera atau Lensa
Lawang Suryakencana, Bogor, 2019

Dengan semakin populernya fotografi di kalangan masyarakat, kebutuhan akan berbagai perlengkapan terkait dunia potret memotret ini meningkat pesat. Selain toko penjual kamera dan perlengkapannya, di berbagai kota marak hadir jasa sewa peralatan fotografi dimana masyarakat bisa menyewa kamera, lensa, atau perlengkapan fotografi dan videografi lainnya, seperti lighting (pencahayaan).

Penyewaan alat fotografi seperti ini umumnya akan menyediakan kamera kelas DSLR (Digital Single Lens Reflex), Mirrorless, atau handycam untuk membuat video. Hampir tidak ada yang menyediakan kamera kelas di bawah itu, seperti prosumer atau compact (kamera saku)

Tentunya, hal ini sangat mempermudah dan menguntungkan. Begitulah pandangan banyak orang terhadap hadirnya penyedia jasa penyewaan kamera/lensa seperti itu.

Pandangan yang sangat bisa dimengerti mengingat dengan kehadirannya, seseorang tidak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli kamera DSLR/Mirrorless. Dengan hanya mengeluarkan ratusan ribu rupiah saja, seseorang bisa merasakan sensasi ber-DSLR/Mirrorless atau memakai kamera Full Frame.

Siapa tidak mau? Iya kan?

Namun, bila ditelaah lebih dalam, menyewa kamera atau lensa tidak selamanya memberi keuntungan kepada penyewanya.

Tanpa disadari, ada beberapa hal yang kalau tidak diperhatikan justru membuat si penyewa mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Memang, nilainya tidak mencapai jutaan dan hanya ratusan ribu saja, tetapi tetap saja uang itu terbuang percuma karena peralatan yang disewa tidak dipergunakan dengan optimal.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menyewa kamera, ada baiknya memperhatikan keuntungan dan kerugiannya.

Coba lihat di bawah ini.

Keuntungan Menyewa Kamera / Lensa

Selalu melihat dari sisi baik, itu saran yang dipahami setiap orang.

Untuk itu, dalam hal sewa menyewa kamera, hal pertama yang harus diperhatikan adalah sisi keuntungan (sisi baiknya)

Keuntungan apa saja yang bisa didapatkan?

Menyewa kamera bisa berarti “murah”

Ya iyalah. kalau dibandingkan antara menyewa dengan membeli, sistem sewa pasti lebih murah (kelihatannya).

Biaya sewa perhari sebuah kamera Full Frame hanya sekitar Rp. 500-700 ribu . Bandingkan dengan harga kamera jenis ini versi mirrorless keluaran Sony A7 III R yang bisa mencapai 35 jutaan dengan lensa kit saja.

Jika memang pemakaiannya hanya untuk satu, dua, atau beberapa hari saja, akan terasa lebih murah cara menyewa daripada harus membeli. Namun, dengan catatan ada batasan. Lebih dari batasan ini, biaya sewa bisa terasa lebih mahal.

Pilihan pasti beragam

Bila Anda membeli, maka Anda harus memakai kamera/lensa yang sama terus menerus selama bertahun-tahun . Sampai kamera tersebut rusak atau Anda bosan dan menggantinya, Anda terikat pada kamera itu.

Kalau hendak mencicipi versi lain, Anda harus keluar uang lagi.

Anda tidak akan memiliki pilihan.

Berbeda kalau Anda menyewa.

Bila Anda bosan memakai merk Canon, bisa langsung mencoba Fuji atau Nikon, atau bahkan Sony. Merasa kurang puas dengan tipe APS-C, Anda bisa mencoba kamera full frame.

Mau gonta ganti kamera setiap hari, Anda bisa dengan mudah melakukannya.

Setiap Jasa penyewaan perlengkapan fotografi biasanya akan menawarkan beragam jenis kamera/lensa dari berbagai merk dan bukan hanya satu. Pilihannya lebih beragam dan semua itu memberikan variasi pilihan yang lebih banyak.

Mengurangi Beban

Seorang traveler, turis, atau backpacker harus lah memperhitungkan beban yang mereka bawa dalam perjalanan.

Bagasi yang berlebih bisa berarti ongkos tambahan yang harus dikeluarkan. Yang jelas, bagasi yang terlalu berat akan merepotkan dan menghadirkan kerepotan saat mengangkutnya.

Sayangnya, kamera, baik DSLR/Mirrorless beserta lensanya bisa menjadi sebuah beban. Bukan hanya berat tetapi juga merepotkan karena juga butuh perhatian khusus.

Walaupun terlihat kecil, mirrorless akan membuat tangan terasa pegal kalau ditenteng dalam waktu yang lama, apalagi DSLR yang ukurannya lebih besar.

Tambahkan dengan berapa jenis lensa yang harus dibawa sebagai antisipasi untuk berbagai suasana, berat bagasi Anda akan bertambah lumayan banyak.

Yang paling menyebalkan, kamera itu termasuk barang yang “fragile” alias gampang pecah. Memasukkannya tanpa packing yang baik ke dalam bagasi, bisa menghadirkan kerusakan pada kamera.

Nah, kalau tidak mau repot dengan urusan ini, solusinya sekarang mudah. Ya, jasa penyewaan perlengkapan fotografi tadi. Cukup cari tahu keberadaannya di lokasi tujuan, tidak perlu repot membawa kamera selama perjalanan.

Biaya perawatan

Kamera itu sama dengan peralatan lainnya butuh perawatan. Tidak mudah juga melakukannya. Butuh tempat penyimpanan yang baik agar kamera dan lensa tetap terjaga.

Hanya, kalau Anda tidak memiliki kamera, ya tidak perlu merawat kan? Kepusingan hilang. Kalau butuh, cukup sewa saja.

Itu juga salah satu keuntungan kalau menyewa kamera. Kita tidak perlu repot berpikir tentang penyimpanan atau bahkan perawatan. Begitu selesai memakainya, cukup mengembalikan saja.

Selesai masalah.

Siem Reap Kamboja 2019

Kerugian Menyewa Kamera / Lensa

Segala hal di dunia selalu punya beberapa sisi. Kalau ada sisi keuntungan, pasti ada juga sisi kerugian.

Begitu juga halnya dalam menyewa kamera atau lensa. Keuntungannya memang lumayan banyak seperti disebutkan di atas, tetapi jangan salah, ada juga kerugiannya. Apalagi kalau dilakukan tanpa perhitungan yang matang.

Coba saja telaah yang di bawah ini.

Bisa Jadi Mahal Sekali

Pada dasarnya, membeli atau menyewa sesuatu itu pasti lebih mahal dibandingkan kalau memakai kepunyaan sendiri (membeli).

Sebagai contoh saja, sebuah kamera Full Frame Sony A7 iii berharga sekitar 35 jutaan. Mahal? Tidak. Kalau pemakaiannya sering dan berlanjut, Jelas lebih murah membeli dibandingkan menyewa.

Coba lihat biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewanya yang berada di kisaran Rp 500.000/hari. Jika Anda menyewa selama 20 hari saja, Anda sudah bisa membeli dan memiliki sebuah Canon 800D lengkap dengan lensanya.

Bila penyewaan dilakukan lebih dari 70 hari, maka Anda sudah menjadi pemilik kamera jenis yang sama dalam kondisi baru dan bukan bekas (70 hari X Rp. 500 ribu/hari = 35 Juta).

Bisa terlihat jelas betapa mahalnya kalau menyewa?

Fitur Berbeda-beda

Setiap kamera memiliki fitur dan perlengkapan yang berbeda.

Nikon dan Canon memberikan kode yang berbeda untuk Aperture Priority, Shutter Priority, dan banyak hal lainnya. Sony dan Fuji pun begitu. Masing-masing produsen menggunakan kodenya sendiri-sendiri.

Perbedaan pada akhirnya bisa menghadirkan kesulitan tersendiri. Seorang penyewa yang terbiasa dengan Nikon atau Fuji, belum tentu langsung mahir menggunakan kamera bertipe Canon.

Pasti akan butuh waktu untuk memahami dan membiasakan diri dengan cara kerja dari kamera yang disewa. Jelas yang seperti ini akan membutuhkan waktu. Waktu ini berharga karena Anda sudah membayar untuk itu.

Cepat atau lambat waktu yang dibutuhkan tergantung pengetahuan Anda dan juga pengalaman mengoperasikan kamera sebelumnya.

Bayangkan saja kalau Anda terbiasa menggunakan kamera smartphone (ponsel cerdas) dan kemudian menyewa kamera DSLR untuk satu hari saja, kira-kira berapa waktu yang terbuang untuk mempelajari dan beradaptasi dengannya? Bisa sehari itu habis untuk belajar dan membiasakan saja.

Kamera belum tentu tersedia

Anda terbiasa dengan Nikon DSLR dan memutuskan untuk meninggalkan kamera di rumah saat bepergian karena berat. Pikiran Anda mengatakan, bisa menggunakan jasa penyewaan kamera.

Memang bagus dan praktis, tetapi apakah Anda pasti bisa menyewa kamera yang serupa atau setidaknya mirip? Ya, belum tentu.

Pada saat musim liburan hampir pasti, jasa penyewaan perlengkapan fotografi akan juga mendapat banyak pesanan. Pengguna jasa untuk penyedia jasa ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari umum sampai fotografer profesional.

Jadi, tentu saja akan terjadi perebutan dan hal itu akan membawa imbas pada diterapkannya sistem siapa cepat dia dapat.

Anda mungkin harus terpaksa gigit jari karena stok kosong atau dihadapkan pada pilihan memakai kamera yang tidak Anda kuasai.

Batasan waktu yang singkat

Rata-rata penyedia jasa penyewaan alat fotografi akan memberikan tarif harian. Jarang sekali yang menawarkan jasa mingguan atau bulanan karena keuntungannya lebih besar bagi mereka.

Padahal, terkadang kebutuhan untuk mendokumentasikan peristiwa atau momen itu tidak bisa diduga. Peristiwa menarik sering muncul saat kamera sudah dikembalikan.

Waktunya singkat sekali, apalagi kalau dihitung yang terpakai untuk adaptasi dengan kameranya sendiri. Sudah pasti, waktunya akan terasa lebih pendek lagi.

Jalan Suryakencana Bogor, 2019

Penyewaan Kamera Untuk Siapa?

Memang lucu pertanyaannya. Kalau penyedia jasanya mendengar pasti akan menjawab, “Ya, untuk siapa saja, yang penting mereka membayar“.

Namun, kalau melihat kenyataan jenis kamera yang disewakan adalah bertipe DSLR atau Mirrorless, sebenarnya sudah ada batasan siapa yang bisa menyewa kamera di sana.

Batasannya adalah penyewa di sana harus setidaknya memiliki kemampuan untuk mengoperasikan kamera DSLR atau Mirrorless. Mereka yang tidak terbiasa, seperti sudah disebutkan, boleh saja memakai jasa, tetapi hampir pasti pemanfaatannya tidak maksimal.

Hal itu terjadi karena mereka akan gagap ketika berhadapan dengan fitur dan perlengkapan pada kamera yang disewanya. Banyak waktu akan terbuang dan pada akhirnya uang sewa akan tidak termanfaatkan secara maksimal.

Ada beberapa kalangan yang bisa memanfaatkan jasa penyewaan kamera secara optimal. Mereka biasanya berasal dari kalangan

1> Fotografer profesional : mereka yang memerlukan perlengkapan yang lebih baik dari pada yang sudah dimilikinya untuk memenuhi pesanan klien, bisa menambah perlengkapannya dengan jalan menyewa saja

2> Fotografer yang hendak mengganti kamera dan ingin mencoba apakah incarannya sesuai dengan ekspektasinya. Mereka bisa meminjam dulu dan mencobanya sebelum mengambil keputusan membeli atau tidak

3> Pemilik blog fotografi, mau tidak mau mereka kerap harus me-review kamera atau perlengkapan lainnya untuk dibuatkan tulisan. Tentunya, mereka tidak perlu membeli untuk melakukan itu, meminjam dari jasa penyewaan merupakan sebuah pilihan logis

4> Travel blogger/traveler : Umumnya, kalangan ini tahu dan sudah terbiasa mengoperasikan kamera non smartphone

5> Bagian dokumentasi : perusahaan atau organisasi pasti memiliki seksi khusus untuk melakukan perekaman kegiatan dan umumnya terdiri dari orang-orang yang melek DSLR atau Mirrorless

6> Mereka yang mau belajar : tahu teori tetapi peralatan tidak ada, padahal fotografi butuh praktek? Penyelesaiannya, menyewa kamera saja. Pinjam untuk 2-3 hari dan kemudian dipakai untuk menerapkan teori yang sudah dipelajari, seperti cara menerapkan Rules of Third dan sebagainya.

Kata kuncinya pemanfaatan optimal kamera yang disewa ada pada “mereka yang memiliki kemampuan mengoperasikan DSLR dan Mirrorless“. Semua ini karena umumnya, kedua jenis kamera itu yang ditawarkan untuk disewa.

Sekali lagi, bukan berarti kategori yang lain tidak diperkenankan menyewa. Hanya saja, yang paling bisa menikmatinya secara maksimal adalah kalangan tersebut.

Pantai Kartini, Rembang , 2018

Tips Menyewa Kamera / Lensa

Bila karena satu dan lain hal, Anda terpaksa harus menyewa kamera ataupun lensa, ada beberapa saran yang mungkin bisa diperhatikan.

Saran ini akan membantu untuk mendapatkan hasil yang setidaknya sebanding dengan uang yang dikeluarkan. Setidaknya, Anda tidak akan merasa rugi sudah merogoh kocek

1> Pilih sesuai budget

Money matters.

Yang terpenting adalah tidak perlu mengeluarkan uang melebihi kebutuhan.

Bila memang kebutuhannya sekedar merekam kisah perjalanan, tidak perlu menyewa kamera DSLR/Mirrorless full frame. Memang kualitas hasilnya lebih tajam tetapi biaya yang harus dikeluarkan bisa berlipat ganda.

Padahal, hasil foto mungkin hanya menjadi penunggu hard disk, di-share ke media sosial, atau dijadikan pemanis di blog saja.

Kamera APS-C sudah bisa memenuhi kebutuhan itu. Dana yang tidak terpakai bisa dipakai untuk membayar hal lain.

Kecuali, kalau Anda menyewa untuk memenuhi orderan klien yang membayar mahal, maka kamera full frame bisa menjadi bahan pertimbangan.

2> Pilih merk kamera yang serupa/mendekati yang biasa digunakan

Bila memang sudah terbiasa dengan merk Canon, kamera yang disewa sebaiknya dari merk Canon saja. Jangan Fuji, Nikon, atau Sony.

Meskipun tipe yang disewa berbeda, tetapi umumnya terdapat banyak kesamaan dalam satu merk. Dengan begitu, adaptasi menjadi lebih mudah dan bisa dilakukan dalam waktu singkat.

3> Baca buku manual yang tersedia di internet

Cari buku manual dari kamera yang disewa di internet. Kemudian, baca bagian yang paling penting, seperti

  • fitur , terutama kode untuk aperture, shutter speed, dan menu untuk memahami cara penggunaan
  • baca bagian error karena masalah mungkin saja terjadi dan untuk itu perlu tahu solusinya agar tidak ada waktu terbuang

Simpan buku panduan digital itu pada ponsel agar bisa dipergunakan kapanpun.

4> Jangan lupa charger

Sewa kamera pun akan dibekali dengan charger dan kalau tidak, tanyakan kepada penyedia jasa. Tanpa charger, fungsi kamera tidak akan banyak dan sebatas kekuatan baterai saja

5> Siapkan SD Card sendiri

Selama memotret, simpan semua foto dalam SD card milik sendiri, apalagi, kalau Anda tidak membawa laptop. Dengan begitu Anda bisa memastikan semua foto yang sudah Anda jepret bisa dibawa pulang

6> Sewa lensa sapu jagat (tele/zoom)

Bila keperluan menyewa kamera hanya untuk merekam perjalanan (wisata), mungkin lebih baik menyewa juga lensa sapu jagat, seperti 18-105 mm (DSLR).

Lensa jenis ini cukup lebar untuk foto pemandangan dan cukup sempit untuk membuat bokeh.

Kalau sekedar untuk catatan perjalanan, sebenarnya lensa kit 18-55 mm sudah bisa memenuhi kebutuhan.

7> Jepret sebanyak mungkin

Ingat waktu Anda terbatas untuk memakai kamera itu, jadi jangan pernah ragu untuk menekan tombol shutter.

Buat foto sebanyak-banyaknya. Dengan begitu Anda tidak akan merasa rugi menyewanya.

Maraknya jasa penyewaan kamera di berbagai tempat memang sangat memudahkan bagi mereka yang mendadak butuh alat untuk mendokumentasikan momen.

Sayangnya, kodratnya, menyewa kamera ini tidak untuk semua orang.

Canggihnya kamera DSLR atau Mirrorless yang disewakan menghadirkan kerumitan tersendiri, terutama bagi mereka yang belum pernah mengoperasikannya. Kamera digital jenis ini memiliki banyak menu di dalamnya layaknya komputer mini dan butuh pengetahuan untuk mengoperasikannya.

Jadi, jika Anda (merasa) tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengoperasikan kamera DSLR atau Mirrorless, ada baiknya tidak perlu malu memotret hanya memakai smartphone/ponsel saja. Hal itu lebih baik daripada Anda menyewa, tetapi tidak bisa menggunakannya secara maksimal.

Yang seperti itu namanya buang-buang uang. Kalaupun Anda memang banyak uang, bukankah lebih baik disumbangkan pada mereka yang lebih membutuhkan?

Iya kan?