
Pernahkah Anda merasa malu saat hendak memotret? Mungkin alasannya bisa jadi karena
- kamera yang Anda pergunakan hanyalah kamera smartphone saja, sedangkan di sekeliling Anda semua membawa kamera DSLR/Mirrorless yang harganya mahal
- malu kalau harus berjongkok untuk bisa mendapatkan sudut pengambilan yang menurut Anda baik
- malu karena hasil fotonya belum beraturan dan tidak sesuai dengan teori
Kalau jawabannya YA, mungkin Anda tidak akan pernah bisa memotret dengan baik. Rasa malu itu adalah penyebabnya.
Malu adalah hambatan terbesar dalam mengembangkan kemampuan memotret dan harus diatasi.
Mengapa?
Mudah saja.
Kalau Anda merasa malu hanya karena masalah kamera, artinya Anda tidak akan memotret dan pilih berdiam memandangi orang lain berburu momen.
Kalau Anda malu untuk berjongkok atau bahkan tiarap, Anda bisa kehilangan sudut pengambilan gambar yang mungkin berbeda dengan yang biasa.
Kalau Anda malu hasil fotonya jelek, berarti Anda akan kehilangan kesempatan memperbaiki kesalahan yang selama ini diperbuat.
Anda tidak akan bergerak maju dan akan tetap berada di posisi yang sama. Tidak jalan dan tidak berkembang sama sekali.
Apalagi kalau Anda malu bertanya kepada yang lebih mahir, hasilnya bisa nol besar dan pada akhirnya Anda akan putus asa sendiri.
Buang rasa malu itu. Toh, sebenarnya Anda tidak melakukan kesalahan atau sesuatu yang melanggar hukum. Lalu, tidak ada alasan untuk malu?
Baca juga : Terus Mencoba Kunci Peningkatan Skill
Semua orang pernah menjadi pemula dan berbuat kesalahan. Kamera, meskipun alat yang penting dalam fotografi bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah kemampuan dan skill dari fotografernya.
Jika mau maju, masalah pertama yang harus dipecahkan ada pada diri sendiri, yaitu membuang rasa malu itu.
Duh, membaca ini saya merasa tersentil.
Sudah lama ga menjajal kamera ponsel mengabadikan moment yang dianggap unik.
Kalau saya, bukan malu, tapi terkadang malas datang menghampiri, hiks.
Waduh maaf.. ga niat..
Kenapa malas atuh kan sayang kamera ponselnya jadi nganggur..
Kalau saya bukan malu karena kameranya
Tapi malu aja sih, emang kenapa? *lah dia nyolot :))))
Malu karena berasa dilihatin orang, kepedean anaknya :)))
Hahahahaha.. Mbak Pipit mah napa malu mbak. Tapi kupikir kalau maen ke blog si Mbak mah, sudah ada di tangan fotografer yang handal. Mbak Pipit ga usah berburu momen deh, suruh aja yang biasa motret yang melakukannya..
Tapi bener loh mbak, sering kalau motret itu kita harus mengabaikan rasa ini. Malah kalau perlu agak nekat soalnya kalau nggak mah yah nggak dapet foto yang bagus…
Iya mas, harus berani malu dan semoga nggak malu-maluin. Ha ha ha…
Super duper Mak jlebb ! Saya sering ngalami nih mas.. alasannya lebih ke yang nomor 1. Apalagi, jika di sebelah saya mas – mas wartawan.. ciut deh nyali untuk berburu momen, hehhee.. pas udah nyampai rumah, nyesel deh.. mau post artikel, ngga punya foto bagus..
Tapi bener banget ya .ngapain malu.. hanya merugikan diri sendiri.
Nah, itu dia. Saya juga pernah kok begitu, cuma akhirnya bisa lah mengabaikan. Fokus saja sama kegiatan kita dan pada akhirnya justru saya bisa mendapatkan banyak kawan dan ternyata mereka ga peduli kok sama kamera apa yang kita pakai..
Nah kan daripada nyesel pulang ga bawa foto-foto…hahahah kerasa nyesek kalau sudah begitu mah
kalau saya bukan malu, tapi ngilu kalau kelamaan jongkok buat ambil angle foto yang bagus 🙂
Hahaha.. emang ngapain juga lama-lama jongkok untuk satu angle.. hahaha