Waduh, sebenarnya judul tulisan ini juga bertentangan dengan prinsip pribadi saya sendiri, yaitu bahwa tidak boleh ada kata “harus” atau “wajib”, selain tentunya yang sudah ada aturannya. Jadi, tulisan ini menabrak prinsip yang saya pakai sendiri.
Namun, pada akhirnya, saya rasa, blogger, atau setidaknya sebagian dari blogger harus mau belajar motret. Beberapa jenis genre blogging, seperti traveling, kuliner, personal, atau bahkan parenting, jelas memerlukan “kemampuan” memotret.
Tujuannya, tentu saja, agar artikel yang dibuat bisa menjadi lebih bagus lagi bila ditambah dengan foto-foto yang enak dipandang mata. Pengayaan secara visual hampir pasti akan membuat konten yang ditayangkan terasa lebih “lengkap”.
Hal ini saya pelajari setelah mengunjungi ratusan *bahkan ribuan* blog dari berbagai niche dari kawan-kawan sesama blogger. Yang saya temukan terkadang foto-foto yang ditayangkan justru bukannya menunjang isi cerita, tetapi malah membuatnya terasa tidak menyenangkan.
Foto-foto yang ditayangkan justru menjadi titik lemah dari tulisan itu karena tidak enak dilihat.
Tentu saja, saya tidak pernah berpikiran bahwa seorang blogger, yang fokus utamanya menulis harus memiliki kemampuan setara seorang penggemar fotografi, atau fotografer profesional. Jauh dari itu. Tidak pernah terbayangkan, kecuali mereka yang memang bergelut di niche blog fotografi.
Tidak perlu sampai sejauh itu.
Cukup mengetahui beberapa teknik dasar fotografi saja sudah akan sangat membantu sekali. Dengan begitu foto yang ditayangkan tidak terkesan asal-asalan dan menjadi perusak tulisannya.
Tidak banyak teknik dasar fotografi yang perlu dikuasai seorang blogger. Yang paling mendasar adalah
- Garis horison : banyak sekali kisah traveling yang menarik, tetapi hasil fotonya membuat mata sepet karena terkesan miring. Yang seperti ini biasanya disebabkan karena saat memotret sang blogger tidak memperhatikan garis horison yang miring sehingga hasil fotonya ikut miring. Bikin capek yang melihat
- Rule of Thirds : aturan 3/3 atau 1/3 yang sangat berguna untuk meletakkan subyek (obyek utama) dalam sebuah foto. Penguasaan teknik sederhana tapi mendasar ini akan menghasilkan sebuah foto yang mudah dicerna pemirsa. Dengan begitu pemirsa bisa langsung mengaitkan antara teks dengan visualnya
- Pencahayaan : foto gelap atau terlalu terang sangat tidak enak dilihat. Pemandangan yang indah akan rusak kalau kita memotret menghadap cahaya matahari. Fotografi adalah “seni melukis dengan cahaya”, jadi mengetahui cara pencahayaan yang baik akan membantu pula menghasilkan foto yang baik juga
- KISS (Keep It Simple Stupid) : sederhana itu bagus karena foto biasanya berimbang. Banyak sekali blogger yang ingin menampilkan keseruan berkuliner atau berwisata terlalu serakah ingin menghadirkan semuanya di dalam bidang foto. Hasilnya fotonya terlihat berantakan sekali dan penuh dengan obyek-obyek yang mengganggu
Tidak perlu terlalu banyak teori yang dikuasai. Hal-hal dasar seperti disebutkan di atas sudah akan sangat membantu untuk mendapatkan foto yang menunjang cerita dalam tulisan.
Juga, pengetahuan dasar ini sama sekali tidak membutuhkan kamera khusus, seperti DSLR atau Mirrorless. Kamera smartphone sekalipun kalau pemotretnya menguasai teknik dasar ini bisa tetap mengeluarkan foto yang bagus, atau paling tidak setidaknya bisa menunjang cerita yang disampaikan.
Masalahnya, apakah para blogger mau? Karena biasanya memang orang kalau disuruh berkorban itu berat sekali, padahal demi kebaikan sendiri. Lebih mudah berkilah, “Ah, saya kan bukan fotografer dan lebih suka menulis. Untuk apa belajar?”
Kalau sudah begini sih, saya lebih memilih tidak melanjutkan. Tidak ada gunanya berbantah dengan orang yang tidak mau maju dan berkembang.
Nah, maukah kawan sesama blogger belajar beberapa teknik kecil ini?