Mula-Mula Iseng, Lama Kelamaan Jadi Serius

Mula-Mula Iseng, Lama Kelamaan Jadi Serius

Mulailah dari hobi dan kemudian cintai. Begitulah saran, bukan dari dukun atau motivator cinta, tetapi dari para fotografer kawakan yang sudah lama menekuni dunia ini.

Saran itu diungkapkan karena fakta bahwa dengan mencintai, maka akan hadir rasa tanggung jawab dan kemauan untuk terus berusaha memperbaiki diri.

Dan, saya merasakan hal itu.

Perkenalan dengan dunia fotografi memang sudah lama. Hampir 25 tahun yang lalu. Saat itu saya membeli sebuah kamera analog bermerk Minolta. Karena kemudian terjadi krisis ekonomi dan harga film dan biaya cuci cetaknya semakin mahal, saya menyimpan kamera tersebut dalam lemari.

Tidak lagi saya pergunakan dan dibiarkan berdebu. Baru ketemu lagi beberapa bulan lalu, saat harus banyak di rumah karena diperintahkan untuk WFH (Work From Home/Bekerja Dari Rumah) akibat pandemi Corona.

Sejak itu, saya berhenti memotret.

Kecintaan itu belum sempat terbangun.

Enam tahun yang lalu, saya memutuskan untuk terjun ke dunia yang lain, blogging alias ngeblog. Keinginan iseng untuk bercerita tentang Kota Hujan lewat media blog, setelah bosan menjadi prajurit internet berperang di berbagai forum, mendorong untuk melahirkan sebuah blog, Lovely Bogor.

Konsepnya memadukan antara teks dan foto yang diambil oleh diri sendiri. Bukan mengambil dari website orang lain.

Untuk itu, awalnya, saya memotret dengan kamera yang ada saja, kamera smartphone , Xperia M dengan kamera berukuran 5 MP saja.

Barulah setelah lebih dari satu tahun menjalani, kebutuhan akan kamera yang lebih kuat hadir. Fujifilm Finepix HS 35 EXR, yang sesuai dengan budget adalah pilihannya.

Hasilnya kurang memuaskan, tetapi jelas lebih baik daripada kamera si Xperia M.

Dalam perjalanannya, saya mendua. Ketertarikan akan dunia fotografi terus bertambah seiring dengan kecintaan terhadap dunia blogging. Semakin lama,, semakin susah untuk dipisahkan mana yang harus saya pilih.

Seperti punya istri dua (meski kenyataan saya hanya punya satu dan belum pernah mengalami beristri dua).

Sulit memilih.

Saya suka menulis. Saya suka juga memotret.

Berbagai tulisan fotografi dari dalam dan luar negeri saya baca dan kemudian coba praktekkan.

Kamera yang dipakai pun meningkat. Prosumer Fujifilm itu kemudian diganti dengan Canon EOS 700D APS-C dan saya merasakan perbedaannya.

Sampai sekarang, meski sudah terasa sekali keterbatasan kamera itu, budget masih menghalangi untuk membeli sebuah kamera Full-Frame. Mahal bro! Berat di kantong. Jadi, masih tertunda meski sudah direncanakan.

Saya, dan kebetulan anak semata wayang, semakin hari merasa bahwa ini adalah dunia kami.

Kami merasa nyaman dan bahagia ketika menenteng kamera untuk memotret.

Hasil foto pun semakin lama semakin baik. Meski belum bisa dikategorikan luar biasa, tetapi beberapa orderan kecil sudah diterima dan mulai menghasilkan recehan.

Bisa dikata rasa sayang kepada dunia ini sudah hampir sama dengan kecintaan terhadap kegiatan ngeblog yang terus dijalani.

Keterbatasan waktu sempat membuat saya terpikir untuk melepas salah satu dari ngeblog dan memotret.

Tetapi..

Rasanya kok tidak bisa. Keduanya merupakan hal yang sangat menyenangkan untuk dijalani. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk tidak menceraikan salah satunya dan tetap bertahan di dua dunia ini.

Keduanya dimulai dari iseng. tetapi pada akhirnya keduanya saya sayangi dan seriusi.

Maniak Potret adalah perpaduan dari kecintaan saya kepada dua dunia, tentu selain beberapa blog yang lain. Mulanya juga iseng, sekedar menyimpan uneg-uneg atau catatan kecil yang ditujukan kepada siapapun yang mau baca. Oleh karena itu, saat dibuat masih berbasis Blogspot/Blogger yang tidak perlu bayar apapun, selain kopi dan cemilan saat menulis.

Cuma, setelah lewat 2 tahun, rasanya perlu diseriusi, dan akhirnya saya sewakan TLD (Top level Domain) sehingga kata “blogspot” di belakang bisa hilang.

Sempat tidak diperhatikan karena masalah waktu yang tidak bisa diperbanyak. Diabaikan teronggok seperti sampah di belantara dunia maya.

Hari ini setelah berpikir beberapa lama, kok yah eman-eman (sayang). Tindakan pengabaian seperti membuang perwakilan dua dunia yang saya sukai.

Jadilah, saya memutuskan untuk lebih menseriusinya.

Maniak Potret saya pindahkan hostingnya, dari sebelumnya hosting Blogspot/Google yang gratisan ke WordPress Self Hosted yang berbayar.

Saya mau serius berbagi tentang pengetahuan fotografi yang saya punya. Tidak banyak, tetapi sepertinya bisa dimanfaatkan lah, setidaknya oleh pemula untuk bisa membuat foto yang setidaknya lebih enak dilihat.

Peralihan hosting yang membuat saya harus merogoh kocek untuk bayar server dan juga template baru, saya harapkan bisa mendorong ke arah yang lebih baik, setidaknya bagi diri sendiri, dan kalau memang ada orang lain juga.

Jadi, perpindahan ini diharapkan menjadi semacam pemacu untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Siapa tahu saja ada beberapa orang yang juga bisa memanfaatkan apa yang ada di blog ini.

Bagaimanapun, meski mulanya sekedar iseng, tapi karena sudah kadung jatuh hati, saya tetap harus menunjukkan keseriusan dalam hal ini. Bukankah kalau sudah menyayangi, semua itu juga harus dibuktikan?

Dan, saya berharap bisa membuktikan hal itu.

Semoga saja bisa terwujud dan tetap konsisten.

(Catatan : Perpindahan hosting dan CMS pada blog ini masih membutuhkan perbaikan di banyak sisi. Tulisan tulisan lama akan terkena dampaknya seperti layout yang kurang rapi, foto yang blur/kabur karena ukurannya tidak sesuai, atau foto ganda. Perbaikan akan memakan waktu cukup lama karena setiap halaman harus dikoreksi, dan untuk itu, saya mohon maklum)