Tidak sedikit dari kita yang sering terpesona oleh pameran foto di Instagram yang menggambarkan foto burung sedang hinggap di dahan pohon yang tinggi. Kemudian, kita membayangkan bahwa semua itu hasil dari pemakaian lensa zoom yang panjang bin mahal seperti yang biasa kita lihat di televisi.
Tidak salah juga karena cukup banyak fotografer pro, terutama yang menekuni fotografi kehidupan liar menggunakannya. Hanya, tidak semua. Yang hobi memotret burung bukan hanya fotografer pro saja, tetapi para pecinta burung sendiri pastinya ingin memiliki foto-foto burung seperti itu.
Jarang yang mampu membeli lensa zoom berkemampuan tinggi dan super mahal itu. Kalaupun ada yang mampu, belum tentu mereka mau membawanya kemana-mana karena ukurannya juga super besar.
Lalu, pemecahannya? Satu kata saja, DIGISCOPING.
Istilah ini memang belum umum, tetapi di kalangan pecinta burung, atau fotografer alam liar yang gemar hunting foto burung, tentunya istilah ini sudah sangat dikenal.
Kata ini merujuk pada teknik yang menggabungkan KAMERA, baik DSLR atau bahkan point & shoot kamera, dengan TELESKOP, seperti yang biasa dipergunakan untuk melihat burung dari kejauhan.
Teleskop biasanya dipergunakan untuk melakukan spotting benda dari kejauhan. Seseorang cukup mendekatkan mata pada bagian eyepiece (lubang intip), bagian belakang teleskop dan lensanya kemudian akan menampilkan image yang diperbesar sehingga obyeknya terlihat dekat.
Dalam digiscoping, mata manusia diganti dengan “kamera“. Keuntungannya, kamera tersebut bukan hanya bisa melihat, tetapi juga merekam obyeknya.
Foto di bawah ini bisa memperlihatkan bagaimana digiscoping dilakukan.
Sumber foto : wikimedia commons / Public domain |
Istilah digiscoping sendiri belum lama lahir . Kata ini dicetuskan tahun 1999 oleh Alain Fossé seorang pengamat burung asal Perancis, meskipun demikian, orang yang pertama kali memperkenalkan teknik ini adalah Laurence Poh, dari Malaysia Nature Society pada tahun yang sama.
Digiscoping sendiri selain bisa digunakan dengan menggunakan teleskop, juga sering dilakukan menggunakan mikroskop. Banyak foto virus atau bakteri yang beredar menggunakan teknik penggabungan seperti ini.
Beberapa produsen kamera terkenal, seperti Nikon sudah mengeluarkan produk yang berkaitan dengan digiscoping yang tentu untuk menyasar pangsa pasar seperti pecinta burung tadi.