Obyek Pakai Topi, Bayangan Menutupi Wajah

Melakukan pemotretan di siang hari bukanlah sesuatu yang menyenangkan sebenarnya. Bukan hanya karena sinar matahari yang terik akan terihat “keras” dalam foto, tetapi karena suhu udara panas dan sengatan cahayanya pada kulit dan kepala menghadirkan ketidaknyamanan, baik bagi sang fotografer maupun modelnya.

Apalagi kalau terlalu lama kepala terkena sengatan sinar matahari bisa berujung penyakit juga.

Oleh karena itu, mengenakan topi bisa merupakan salah satu alat yang sangat berguna dalam kondisi seperti ini.

Cuma, sebenarnya kehadiran topi sendiri bisa menjadi masalah tersendiri. Ketika modelnya memilih melindungi kepala dari panas matahari, bayangan dari topi akan menutupi wajahnya. Padahal, wajah adalah salah satu bagian terpenting saat memotret manusia.

Terutama, kalau yang dipotret itu orang awam di tempat wisata terkenal. Pastinya mereka ingin agar wajahnya jelas terlihat, selain tentunya latar belakang ciri khas dari tempat wisata itu.

Dan, itulah yang saya alami ketika berwisata bersama rekan-rekan kantor ke Siem Reap, Kamboja, dimana Angkor Wat berada.

Obyek Pakai Topi, Bayangan Menutupi Wajah
In Frame : Herni Darmawan

Suasana siang hari di tengah area lapang tak berpohon disana memaksa semua orang bertopi kalau tidak mau kepala keleyengan sehabis berjalan-jalan.

Cuma, hal itu terlihat sekali pada beberapa hasilnya, dimana banyak foto dimana bagian wajah tertutup oleh bayangan dan menjadi agak gelap.

Sebenarnya, teorinya ada beberapa cara untuk mengatasi kondisi yang seperti ini, seperti :

1. Meminta model melepas topi karena ini cara yang terbaik

2. Memotret dari low angle untuk mengurangi area yang terkena bayangan, memotret dalam posisi kamera sejajar hanya akan memperbesar area yang terkena bayangan

3. Memakai reflektor : dengan alat sederhana ini, kita bisa memantulkan cahaya matahari agar juga mengenai muka dan bayangan akan menghilang, walau terkadang menyilaukan modelnya

4. Mencari sudut dimana posisi matahari berada di belakang, karena dengan begitu cahaya matahari akan menerangi wajah obyeknya.

Cuma, karena pemotretan saat disana sekedar untuk bersenang-senang, saya sering mengabaikan semua itu dan memotret saja. Toh, bagi kawan-kawan, yang terpenting wajah mereka tidak hitam dan gelap sehingga tidak bisa dikenali. Meski, saya tetap sebisa mungkin menguranginya dengan cara no 2 dan 4.

Cara ke-1 diputuskan untuk tidak dipergunakan. Bagaimanapun, kesehatan tetap yang terpenting, apalagi dalam situasi berwisata seperti itu. Lebih tidak menyenangkan mengurus kawan yang sakit dalam perjalanan daripada sekedar foto yang kurang pas menurut selera kita.

Iya nggak?