Ingin Bebas Hunting Foto Saat Berwisata – Jangan Ikut Tur !

Hunting Foto Saat Berwisata - Jangan Ikut Tur A
In Frame : Friska Molena, Angkor Wat 2019

Ada banyak cara orang menikmati berwisata. Tidak terhitung ragamnya dan pastinya banyak yang kadang tidak terbayangkan. Ada yang menikmati dengan cara mendengarkan celotehan pemandu wisata sambil berkhayal seakan-akan ia menjadi tokoh dalam kisah tersebut. Ada yang memilih berjalan-jalan menyendiri membayangkan dirinya menjadi petualang.

Dan, masih banyak lagi cara lainnya.

Bagi seorang fotografer, atau penggemar fotografi, kata berwisata sendiri hampir sama maknanya dengan “foto”, “foto”, dan “foto”. Apalagi kalau lokasi yang akan didatangi adalah destinasi wisata terkenal yang selama ini hanya bisa dilihat dari acara “On the spot” atau “National Geographic”.

Pasti ada sensasi dan harapan tersendiri dalam hal ini, dan salah satunya adalah hadirnya sebuah kesempatan “hunting foto” atau perburuan foto di lokasi terkenal itu.

Cuma, sayangnya, terkadang karena ketidaktahuan, terkadang ada satu keputusan yang bisa membuat rencana itu tidak terwujud.

Ketidaktahuan tentang lokasi wisata yang akan dituju sering berujung lahirnya keputusan untuk ikut dalam sebuah tur. Harapannya, tentu saja agar bisa mendapatkan manfaat maksimal dari uang yang dikeluarkan. Juga, disana akan terselip “rencana kecil” bahwa kalau sudah mendapatkan informasi cukup dari pemandu wisata, pasti lebih mudah untuk bisa berburu foto.

Sayangnya, keputusan ini kerap melupakan satu hal penting. Prinsip “tidak ada makan siang gratis” berlaku dalam kehidupan.

Sebuah tur adalah perjalanan terencana, terjadwal dan terpimpin. Pesertanya harus ikut dalam sebuah rencana dan alur yang sudah ditetapkan oleh agen perjalanan. Tujuannya bagus agar para peserta bisa mendapatkan sebanyak mungkin dari uang yang mereka keluarkan dari dompet.

Padahal, hunting foto atau perbuuan foto berlandaskan pada kata “berburu” yang artinya tidak berada dalam kelompok yang sama dengan “terjadwal”.

Seorang pemburu tidak bisa memastikan kapan buruannya akan lewat. Ia bukanlah penentu kapan “senjatanya” bisa diarahkan. Tidak terencana. Tidak terjadwal. Pemburunya harus mengerahkan segala daya upaya dan kemampuan untuk bisa mendapatkan hasil.

Dan, disanalah letak keseruan dan sensasi dari perburuan momen, dimanapun.

Kesemua ini “SULIT” didapat ketika bertemu dengan serba terjadwal dalam sebuah tur. Peserta akan diarahkan ke tempat tertentu, diberi batas waktu, dan dipimpin untuk melihat tempat-tempat tertentu pula.

Ingin Bebas Hunting Foto Saat Berwisata - Jangan Ikut Tur A

Padahal, bagi seorang penggemar hunting foto, perlu persiapan dan adaptasi sebelum kemudian bisa menemukan apa yang dicari dan diinginkannya. Ide biasanya keluar setelah masa itu lewat.

Sayangnya, dalam jadwal ketat ala tur wisata, kerap tidak ada toleransi. Semua harus ikut jadwal, seragam. Minim improvisasi.

Baru saja melakukan adaptasi di suatu lokasi dan mata menjelajah untuk menemukan hal menarik, waktu sudah lewat dan harus beranjak ke tempat berikutnya. Begitu seterusnya.

Hasilnya, tidak ada keterikatan mendalam karena pengenalan obyek serta situasi tidak berjalan. Semua terputus sebelum hal itu terjadi.

Seperti yang saya alami beberapa waktu yang lalu saat berwisata ke Angkor Wat, Siem Reap, Kamboja. Tempat yang terkenal dengan kemegahan reruntuhan Kota Candi yang mendunia.

Tempat itu indah. Tetapi, jadwal ketat yang ditetapkan agen perjalanan dan kakunya pemandu wisata, membuat kesempatan hunting foto hanya diberikan waktu teramat sedikit. Belum ditambah karena berwisata dalam kelompok bersama rekan-rekan sekantor yang sibuk minta difoto (ruginya jadi fotografer disini) yang semakin menyempitkan waktu yang tersedia.

Tidak heran, sekembali dari perjalanan itu dan melihat koleksi foto, saya lebih menjadi fotografer model dibandingkan fotografer jalanan. Padahal, saya lebih menyukai berburu sesuatu yang alami dalam kehidupan sehari-hari.

Menyesal?

Tidak sih.

Tetap ada banyak hal yang didapat selama itu, selain kegembiraan, pengetahuan, dan pengalaman berkunjung ke sebuah negara asing, yaitu pelajaran memotret model. Sesuatu yang sebenarnya bukan genre yang saya tekuni.

Dan, tentunya, sebuah pengetahuan, bahwa kalau memang niat berwisatanya untuk berburu foto yang bagus, sebaiknya, tidak ikut tur. Tidak bebas dan mengikat serta akan mengikis kesempatan merasakan sensasi dari sebuah “perburuan”.

Sebuah hal yang akan saya pertimbangkan dalam perjalanan berikutnya.