Memotret Makanan Tidak Selalu Harus Dari Atas

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya sedang mengadakan kelas ngeblog untuk ibu-ibu di lingkungan dimana saya tinggal, ada sebuah celetukan menarik dari salah seorang peserta, yaitu ketika membahas bagaimana membuat artikel kuliner. Sudah pasti bahasan yang satu ini sangat menarik bagi kaum ibu, apalagi mereka juga menyadari prospeknya yang sedang booming dimana-mana.

Celetukan ini memang menyangkut penulisan dan bagaimana membuat tulisan tentang makanan yang bisa menarik pembaca. Dan, salah satu yang harus dilakukan adalah terkait foto makanan yang akan ditampilkan.

Sebuah tulisan kuliner tanpa ada foto makanannya, sama saja masak sayur tanpa garam. Tidak akan lengkap dan tidak akan menarik.

Nah, ucapan yang membuat kening saya agak berkerut dalam hal ini adalah sarannya kepada ibu-ibu yang lain bahwa “memotret makanan itu harus dari atas”. Pernyataan lengkapnya saya lupa, tetapi intinya seperti itu.

Yah, kening saya berkerut juga, cuma saya putuskan untuk tidak membahas lebih lanjut lagi karena kalau dibahas, hasilnya memasuki wilayah fotografi, dan bisa panjang lebar.

Memotret Makanan Tidak Selalu Harus Dari Atas

Setelah itu, saya melakukan kunjungan ke berbagai blog yang membahas mengenai makanan. Heran juga, ternyata memang rupanya ada kecenderungan para blogger kuliner dan resep untuk lebih banyak mengambil sudut pemotretan dari atas.

Maksudnya, mereka memotret dengan menghadapkan kamera di atas dan kemudian memotretnya tegak lurus. Ada yang miring sedikit.

Entah sejak kapan kebiasaan itu terjadi, tetapi setelah mengamati sejenak, ya mungkin inilah yang menjadi dasar dari celetukan sang ibu tadi.

Sebagai orang yang menyukai fotografi dan akrab dengan yang namanya memotret, meski bukan dalam bidang foto makanan, saya merasa ada yang kurang pas dengan pernyataan tadi.

Fotografi pada intinya, selain untuk merekam sebuah momen, juga untuk menampilkan sisi keindahan dari “sesuatu” atau “seseorang”. Caranya? Tidak ada batasan dan tidak ada standar yang pasti. Bebas, sebebas bebasnya.

Mau dari atas kek, dari bawah, dari samping, atau darimanapun.

Semuanya tergantung pada selera dan penilaian yang memotretnya, sang fotografer, bagaimana sesuatu/seseorang ingin ditampilkan. Dan, selera setiap orang berbeda.

Begitu juga dalam hal foto makanan. Tidak pernah ada yang mengharuskan bahwa memotret makanan harus atau sebaiknya dari atas saja. Memang, biasanya posisi kamera di atas akan memberikan foto yang berisi warna warni makanan dan pola yang terbentuk karena biasanya makanan memiliki pola, tetapi tidak selalu harus begitu.

Memotret Makanan Tidak Selalu Harus Dari Atas

Keindahan dalam sebuah makanan bisa diperlihatkan dari sisi manapun, selama yang memotret tahu caranya.

Sebagai contoh, semua foto makanan dalam tulisan ini, jelas tidak dibuat dengan kamera di atas dan menghadap ke bawah saja. Pengambilan gambarnya dilakukan dari beberapa sisi, seperti samping. Dan hasilnya, tetap saja bagus.

Betulkan?

Yang terpenting dalam mengambil foto makanan supaya menarik perhatian bukanlah sekedar sudut pengambilan gambar (dari atas saja). Tugas fotografer ada berusaha menemukan sudut yang terbaik bagi obyeknya.

Ditambah pula dengan skill dan kemampuan memanfaatkan kameranya, cahaya, dan kreativitasnya dalam mengolah ide dan menerapkannya.

Memotret Makanan Tidak Selalu Harus Dari Atas

Memastikan posisi kamera harus berada di atas saat memotret makanan agar mendapatkan hasil terbaik juga tidak selamanya benar.

Jika obyek makanannya, seperti pizza yang lebar, pasti akan sangat menyulitkan karena bidang kamera tidak bisa menampung obyeknya secara keseluruhan. Belum lagi kalau cahayanya berasal dari lampu yang berada di atas.

Seorang fotografer (termasuk yang bergenre food photography/foto makanan) haruslah fleksibel dan berusaha mencari berbagai kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hal itu berarti bisa saja memotret dari atas, bawah, tengah, depan, belakang, miring, dan seterusnya.

Tidak ada kepastian dalam fotografi, sama halnya dengan tidak ada kepastian dalam hidup manusia.