Tidak Semua Yang Tua Tidak Cantik

Tidak Semua Yang Tua Tidak Cantik
Model Tri Trisdiyanti

Pernahkah kita menyadari bahwa ada sebuah generalisasi, atau gebyah uyah, penyamarataan tertanam dalam benak manusia? Terutama yang berkaitan dengan kata “cantik”.

Generalisasi itu tertuang dalam kata muda = cantik, tua = jelek.

Kalau tidak percaya, coba saja sendiri ketika kata tua terdengar, lalu apa yang terbayang? Keriput, peyot, tidak lagi segar, dan tentunya semua itu berakhir pada kata jelek. Minimal “tidak cantik”.

Sebaliknya kalau kata muda yang terdengar, bukankah yang terbayang di kepala adalah muda, bertubuh sintal, berkulit mulus, dan segala sesuatu yang berujung pada kata cantik.

Iya kan? Beranikah Anda mengakui hal itu?

Tetapi, kenyataan di lapangan tidak selalu demikian. Cantik itu adalah kata yang relatif dan tidak melulu berhubungan dengan usia seseorang.

Dan, si Canon 700D mengatakan itu kepada saya lewat hasil-hasilnya.

Tidak Semua Yang Tua Tidak Cantik

Seorang kawan lama semasa SMA dulu ikut hadir ketika seorang kawan lama yang lain ingin belajar memotret. Ia bersedia menjadi modelnya.

Usianya, sama seperti saya, 48 tahun. Maklum kami lulusan tahun 1989, hampir 30 tahun yang lalu.

Dan, walaupun tidak lagi muda, tetapi ternyata hasil-hasil fotonya tidak mengecewakan. Bahkan, kalau dilihat fotonya, sangat bisa jadi orang akan mengira modelnya sebagai orang yang jauh lebih muda dan bukan wanita yang mendekati usia kepala 5.

Silakan lihat saja setidaknya dua dari hasil jepretan selama berada di Kebun Raya Bogor beberapa hari yang lalu.

Pengalaman yang kembali mengatakan bahwa tua tidak sama dengan jelek. Tua juga bisa cantik dan enak dilihat, meskipun tanpa sentuhan Photoshop sedikitpun.

Semua akan tergantung pada bagaimana seorang fotografer bisa menemukan sudut yang tepat dan kemudian bisa memperlihatkan sisi kecantikan di usia yang tidak lagi muda. (Tentunya, dengan bantuan alam dan kondisi pemotretan, dan rasanya senam atau yoga yang dilakukan modelnya.)

Iya nggak sih?