Tidak Selalu Harus Cantik Atau Indah, Yang Lucu Juga Boleh

Tidak Selalu Harus Cantik Atau Indah, Yang Lucu Juga Boleh
Balap Karung Berhelm – Karya Arya Fatin Krisnansyah

Banyak yang berpikir kalau fotografi itu hanya merekam yang indah dan cantik saja. Yang jelek, apalagi orang jelek tidak boleh dan bisa diabadikan dalam foto.

Yah terus terang pandangan itu jelas salah. Fotografi itu tentang merekam momen dengan menggunakan kamera. Tidak ada ketentuan bahwa obyeknya harus selalu cantik atau sexy. Tidak juga ada peraturan kalau yang difoto adalah pemandangan indah bak di surga (walau saya tidak pernah ke surga).

Intinya hanya mengabadikan momen dengan alat bernama kamera.

Itu saja.

Hanya, dalam perkembangannya, para fotografer menemukan kalau sesuatu yang indah-indah dan cantik-cantik itu lebih menarik perhatian. Coba saja perhatikan kalau ada gadis cantik berbadan langsing dan berkulit halus lewat. Kemudian, pada saat bersamaan seorang ibu-ibu gendut dan merengut terus lewat juga.

Kemana perhatian akan terarah. Jelas kan?

Itu saja alasannya.

Tetapi, kalau saja sang ibu gendut tadi tiba-tiba terjatuh dengan cara yang aneh sampai nungging. Bisa jadi, perhatian akan teralih. Orang-orang akan mengarahkan pandangan kepada sang ibu gendut yang sebenarnya tidak enak dilihat dan kemudian tertawa karena merasa lucu.

Begitu juga dalam fotografi. “Biasanya” yang cantik dan indah yang difoto, tetapi itu bukan sesuatu yang mutlak dan harus seperti itu. Adegan-adegan atau momen-momen lucu pun layak menjadi sasaran kamera.

Hasilnya bisa mengundang perhatian (jika memang itu tujuannya) yang sama dengan foto gadis cantik nan mulus. Apalagi kalau sang fotografer bisa menemukan sudut pemotretan yang bagus, komposisi yang enak dilihat, atau tingkah-tingkah unik.

Semuanya akan menghasilkan yang sama, yaitu perhatian dari banyak orang.