Pantai Sari Ringgung, Lampung 2018 |
Yang bener? Masa sih Anda masih berpendapat fotografi hobi yang mahal? Serius masih berpandangan demikian?
Kalau pandangan ini dkemukakan tahun 1970-1990-an, masih sangat bisa dimengerti. Harga kamera saat itu masih mahal sekali dan sulit terjangkau oleh kalangan umum. Belum ditambah dengan keharusan membeli negatif film yang harganya lumayan juga. Makin merobek kantung ketika untuk melihat hasilnya harus dicetak dulu, dan ongkosnya sangat tidak murah, terutama bagi yang gajinya pas-pasan.
Itu dulu.
Kalau sekarang?
Oh, pasti merujuk pada kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) atau Mirrorless? Memang lumayan harganya. Tetapi, jangan lupa kalau ada berbagai kelas kamera. Kalau memang yang ditunjuk kamera kelas Full Frame, ya memang mahal sekali. Belum lensanya yang tidak kalah mahal.
Cuma, coba saja lihat kelas entry level, atau pemula, sekelas Canon D1300 atau Nikon D3300, sudah DSLR loh, dan harganya sama dengan harga ponsel kelas menengah juga. Jangan lupakan juga ada kelas kamera prosumer dan point & shoot, yang jelas harganya di bawah itu.
Pantai Klara – Kelapa Rapat, Lampung 2018 |
Masih belum bisa terima bantahan itu? Dan, masih berpandangan kalau fotografi tetap hobi yang mahal?
Coba, tengok smartphone di tangan Anda? Pasti ada kan. Jarang sekali orang zaman sekarang yang tidak memiliki smartphone. Lebih sulit mencari ponsel yang bukan smartphone zaman sekarang.
Ada kamera kan? Paling sedikit mampu menghasilkan foto berukuran 5 Megapixel di kamera depan dan 8-13 MP kamera belakang. Smartphone termurah saja sudah ada kameranya.
Lalu, masih beranggapan fotografi hobi yang tidak murah?
Kecuali, kalau Anda memang masih terpola, dan merekam omongan beberapa kalangan bahwa fotografi harus dijalankan dengan memakai kamera khusus, seperti DSLR atau Mirrorless, tidak ada alasan lagi untuk mengatakan fotografi itu mahal.
Sudah bisa memotret. Tidak perlu membeli roll film. Tidak harus mencetak. Kamera sudah tersedia di tangan. Lalu, dimana mahalnya?
Buang saja omongan mereka-mereka yang memandang dirinya terlalu tinggi kalau fotografi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya kamera mahal. Pemikiran usang nan kolot dan tidak sesuai dengan zaman sekarang.
Fotografi itu murah dan terjangkau oleh semua orang. Tidak ada alasan “mahal” lagi untuk tidak terjun ke dalamnya, kecuali, memang tidak ada niat untuk itu.
Nah, kalau begitu, ya sudah.
Takut hasilnya jelek? Semua foto di dalam tulisan ini dibuat dengan smartphone lawas (tua) berusia 4 tahun dan sudah banyak goresan di lensanya. Tetapi, mungkin karena yang memegang smartphone itu belajar sedikit demi sedikit, ia sudah bisa menghasilkan sesuatu yang setidaknya enak dilihat dengan si ponsel tua itu.
Bisa ditiru kok. Lagi-lagi, kalau mau yah.