Bogor 2017 |
Sebuah pertanyaan yang selalu bergayut dalam benak seorang pengelola blog foto adalah harus upload banyak atau sedikit saja. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya juga ada di dalam pikiran banyak orang dalam berbagai hal.
Pertanyaan seperti ini biasanya hadir karena masalah yang tidak pernah kunjung selesai diperdebatkan, yaitu “Kuantitas vs Kualitas”. Haruskah saya menekankan pada jumlah ataukah saya harus berfokus pada kualitas?
Ada banyak argumen dan pembahasan. Masing-masing punya massa pendukung sendiri yang kerap sangat militan dalam mendukung pandangannya. Tidak jarang dan tidak segan mereka akan berusaha menjatuhkan dan membuat pilihan lawan terlihat buruk dan tidak berguna. Yang penting adalah orang lain, terutama pemula akan berpihak kepadanya.
Yah, itulah dunia.
Semua orang akan mencoba menarik orang lain untuk ikut berkubu ke sisinya. Terkadang tidak peduli caranya seperti apa.
Padahal, sebenarnya, kedua opsi itu adalah tetap opsi, atau pilihan saja. Hanya dua dari ribuan opsi lain yang mungkin ada tetapi hanya didukung sebagian orang. Bukan sebuah kebenaran. Dan, setiap orang berhak memilih jalannya sendiri, yang manapun.
Seorang fotografer profesional yang menargetkan untuk membuat orang yang melihat karyanya tergerak untuk menggunakan jasanya, atau membeli fotonya, tentu saja akan memamerkan yang terbaik dari hasil karyanya. Ia akan berusaha “menyenangkan” dan membuat kesan yang bagus. Oleh karena itu, ia akan sangat ketat memilah foto-foto hasil karyanya.
Yang buruk dibuang dan ia hanya akan menampilan yang “terbaik” saja.
Tidak heran kalau kemudian di website-webiste portofolio yang mereka kelola, terkadang hanya ada beberapa foto saja. Hal itu wajar saja karena demi kepentingan menggapai “ketenaran” yang diinginkan, mau tidak mau ia harus memberi kriteria yang ketat dalam memilih foto-fotonya.
Rugi besar bagi namanya kalau ia kemudian memamerkan foto yang “biasa” saja atau “jelek”.
Tetapi, berbeda dengan seorang blogger biasa, yang tidak memiliki “kepentingan” dan “menargetkan” sesuatu saat memotret, kecuali mendapatkan kesenangan. Karena tujuannya berbeda, maka standar penilaiannya juga tidaklah seketat para fotografer profesional. Selama ia menyukai foto yang dibuatnya, maka ia akan menampilkannya tanpa peduli apakah orang lain akan suka atau tidak.
Berbeda bukan pola pikirnya?
Kenyataannya, memang begitu adanya. Tampilan sebanyak mungkin atau sedikit saja tetapi “berkualitas” adalah dua opsi yang lahir dari tujuan dan target yang berbeda. Lalu, untuk apa diperdebatkan?
Tidak ada gunanya juga, selain pemuasan ego saja.
Jalani saja apa yang kamu pilih dan biarkan orang lain memilih jalannya sendiri.
Saya memilih mengupload foto sebanyak mungkin. Tidak begitu peduli penilaian orang lain terhadap karya saya. Jelek atau bagus, itu hak mereka untuk menilai. Yang saya ingin lakukan hanyalah bercerita sebanyak mungkin tentang kehidupan yang saya lihat dan rekam dengan kamera.
Itu saja.