Tidak Perlu Ikut Teori Fotografi Saat Memotret – Semua Terserah Anda

Tidak Perlu Ikut Teori Fotografi Saat Memotret - Semua Terserah Anda
Gudang Lelang – Teluk Betung 2018

Perlukah sebuah foto selalu mengikuti “Rule of Thirds” atau “Aturan Sepertiga” yang digadang-gadang oleh para fotografer salah satu prinsip dasar dalam fotografi? Jawabnya TIDAK. Kalau Anda mau silakan ikuti, tetapi kalau Anda merasa hasil fotonya tidak sesuai kemauan, maka jangan ikuti.

Apakah selalu sebuah foto harus menggunakan BOKEH atau latar belakang yang blur? Ya tidak juga. Bokeh adalah pilihan saja. Tidak berarti semua harus menggunakan bokeh untuk menghasilkan foto yang indah dan menarik. Banyak foto yang tanpa bokeh pun tetap enak dilihat.

Perlukah memperhatikan komposisi warna aktif dan pasif dalam foto seperti yang disarankan banyak fotografer kawakan? Hem, tidak lah. Selera orang soal warna itu berbeda-beda. Tidak sama. Yang satu suka warna hijau, yang satu suka warna putih, yang lain memilih merah sebagai warna favorit.

Semua yang disebutkan di atas adalah beberapa dari teori prinsip dasar dalam fotografi yang disebutkan bisa membantu dalam menghasilkan foto yang enak dilihat. Banyak yang meyakininya sebagai sebuah konsep “suci” yang harus dipatuhi.

Meskipun demikian, sebenarnya tidak demikian halnya. Fotografi sangat demokratis. Semua orang bebas memilih untuk melakukan apapun sesuai dengan apa yang dimauinya.

Hal ini bisa terjadi karena fotografi, pada masa kini, lebih mendekati sebuah seni dan dalam seni kebebasan dalam berekspresi itu adalah unsur utama. Lagi pula, selera manusia akan keindahan itu berbeda satu sama lain. Tidak akan sama.

Jadi, bisa dikata tidak bisa ada yang membatasi bagaimana seharusnya memotret itu. Masing-masing orang bisa memilih cara, gaya, dan apa yang mau dipotretnya. Tidak bisa dikekang oleh satu atau dua orang yang merasa dirinya fotografer “profesional”.

Bebas-bebas saja.

Teori-teori fotografi yang ada tidak perlu dianggap sebagai sebuah batasan kaku. Berbagai hal yang diajarkan dalam teori-teori ini harus dipandang lebih sebagai sebuah “saran” atau pilihan dan bukan “keharusan”. Tidak bisa ada yang memaksa Anda untuk mau menggunakannya atau tidak.

Seperti teori pada umumnya, teori fotografi pun terbentuk dari sekumpulan pengalaman dari banyak orang, terutama yang terkenal dalam bidangnya. Para fotografer kawakan dan sudah diakui karyanya akan memberikan “teori” atau pendapatnya bagaimana cara menghasilkan foto yang indah dan berseni, menurut diri mereka.

Mereka akan coba memandu dan memberikan saran berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka saja.

Tidak Perlu Ikut Teori Fotografi Saat Memotret - Semua Terserah Anda

Jadi, tidak perlu merasa bahwa menerapkan teori fotografi sebagai sebuah keharusan. Tidak akan ada yang menghukum Anda kalau tidak mematuhinya.

Oleh karena itu, saat memotret, berekspresilah sebebas-bebasnya, dan lakukan sesuai yang Anda suka.

Tetapi, tidak salah juga kalau ternyata Anda mau mengikuti teori fotografi. Wajar saja kalau kita mengikuti jalan yang sudah dibuktikan oleh orang lain. Dengan begitu, maka kita bisa lebih terarah dan tidak banyak membuang waktu.

Bagaimanapun, kadang ada baiknya mengikuti jalan yang sudah dilalui orang lain agar tidak tersesat kemana-mana dan kita bisa lebih cepat mencapai tujuan.

Yang manapun yang Anda inginkan lakukan saja. Toh, kamera-kamera Anda sendiri, jadi tidak seorang pun berhak memaksakan Anda untuk mengikuti teori fotografi manapun di dunia ini.