Makanan + Fotografi = Duit, bisakah? Ya jelas bisa. Apa sih yang tidak bisa dijadikan duit di zaman sekarang. Terutama di tengah masyarakat yang sedang gemar-gemarnya berwisata dan kulineran. Peluang itu semakin terbuka.
Coba bayangkan saja berapa banyak tempat wisata kuliner di Indonesia? Banyak sekali dan tak terhitung jumlahnya. Mereka pasti harus melakukan promosi untuk mempertahankan atau memperbesar bisnisnya.
Dan, promosi sebuah usaha makanan tentu akan memerlukan foto dan gambar yang bagus untuk memancing minat orang.
Disitulah peran dari fotografer. Tidak semua orang bisa memotret makanan dengan baik dan menarik perhatin yang melihat. Oleh karena itu, biasanya mereka akan memanfaatkan jasa dari fotografer, yang tahu tentang cara mengambil foto yang baik untuk memotret produk yang mereka tawarkan, yaitu makanan dan minuman.
Mungkin Anda tidak menyadari bahwa hal itu sudah dilakukan sejak lama dan sudah ada genre tersendiri dalam dunia fotografi yang khusus menekuni pemotretan makanan, namanya Food Photography, alias Fotografi Makanan.
Para fotografer dari genre ini akan memadukan kreatifitas dan skill mereka dalam memotret dengan makanan untuk bahan promosi. Dan, tentunya jasa mereka tidak gratis dan akan dibayar oleh sang pemilik rumah makan atau produk itu.
Ujungnya, ya sang fotografer bisa mendapatkan uang.
Salah satu fotografer khusus makanan bernama Lou Manna dari Amerika Serikat yang termasuk dalam salah satu dari 10 Food Photographer ternama di dunia. Ia meraup puluhan ribu dollar hanya dari memotret makanan saja.
Kalau melihat hasil karyanya, percayalah, walau hanya foto akan membuat kita yang melihat merasa lapar, haus, dan ingin mencicipi makanan dalam foto itu.
Jadi, jika Anda memang gemar memotret makanan, jangan sia-siakan keahlian itu. Terus kembangkan dengan pengetahuan dan teknik memotret makanan terbaru agar bisa menarik minat orang untuk mempergunakan jasa Anda.