Apa Beda Tukang Foto Dengan Fotografer?

Apa Beda Tukang Foto Dengan Fotografer?
Pantai Klara, Lampung 2018

Sebuah perdebatan panjang bisa terjadi karena pertanyaan kecil seperti ini. Tidak sedikit juga orang yang mau membahasnya secara panjang lebar dalam bentuk tulisan. Apa sih sebenarnya beda tukang foto dengan fotografer?

Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dibahas sama sekali, hanya karena ego manusia dan hobi manusia untuk membuat kasta lah yang menyebabkan pertanyaan ini timbul.

Memang akan banyak sekali yang memprotes kalau dikatakan sama.

Tukang foto bagi banyak orang adalah mereka-mereka yang berkeliaran sambil menenteng kamera jenis murah di tempat wisata sambil menawarkan pada para turis untuk difoto. Mereka akan bertanya “Pak, Bu, dipotret yahg disana, bagus loh pemandangannnya”. Dengan beberapa lembar uang sepuluh ribuan saja, jasa mereka sudah bisa dipergunakan.

Sedangkan, ketika kata fotografer yang muncul, maka bayangan sebuah studio ber-AC dengan perlengkapan pencahayaan yang komplit, dan juga kamera dan lensa yang mahal. Tarifnya pun berbeda dan tidak cukup dengan beberapa lembar 50 ribuan untuk mempergunakan jasanya.

Tetapi, sebenarnya, keduanya tidak berbeda sama sekali.

Baik fotografer dan tukang foto sama-sama menggunakan kamera dan keduanya memerlukan skill juga. Jenis kameranya mungkin berbeda, tetapi keduanya sama-sama memotret untuk merekam momen.

Keduanya menghasilkan foto juga.

Tidak ada bedanya.

Mengapa “kesan” yang ditimbulkan berbeda?

Jawabannya terletak pada kebiasaan manusia yang kerap membeda-bedakan manusia lainnya dari segi materi dan penampilan. Seorang yang menggunakan mobil Rolls Royce akan mendapat penghormatan dan kekaguman lebih banyak orang dibandingkan mereka yang hanya naik angkot. Padahal, keduanya tetap saja manusia dan keduanya sama-sama tidak pernah memberikan apapun kepada kita.

Kebiasaan manusia untuk membentuk kalangan eksklusif tersendiri adalah kunci yang menyebabkan lahirnya “kesan” berbeda ketika istilah “tukang foto” dan “fotografer” diucapkan.

Bukan kenyataannya.

Sesuatu yang hingga sekarang masih coba dipertahankan oleh sekelompok orang bahwa label fotografer adalah hanya untuk kalangan khusus saja. Karena kalau kata ini menjadi umum, maka mereka tidak akan dianggap sebagai kalangan eksklusif lagi.