Perlukah? Atau tidak perlu? Yang mana kira-kira pilihan Anda kalau diajukan pertanyaan seperti judul di atas. Perlukah ikut kursus fotografi untuk menjadi fotografer yang handal? Fotografer yang bisa menghasilkan foto “kelas dunia” dan akan selalu diingat orang banyak.
Tentunya jawabannya akan sangat beragam dalam hal ini. Terus terang, kalau saja uang saya berlimpah mungkin ikut kursus fotografi adalah salah satu hal yang paling ingin saya lakukan.
Ada beberapa hal yang saya harapkan bisa didapat dari mengikuti “pendidikan formal” dalam dunia fotografi yang diadakan oleh fotografer berpengalaman dan sudah teruji kemampuannya. Tentunya akan banyak sekali teori yang bisa dirangkum dengan berada di kelas khusus tentang cara memotret ini.
Paling tidak, sebuah kelas fotografi akan memberikan pembelajaran yang lebih terarah dibandingkan dengan belajar secara otodidak (belajar sendiri).
Biasanya dalam kelas/kursus ini sudah pasti metode pembelajarannya sudah tersusun dengan rapi. Modul-modul sudah dipersiapkan. Begitu juga dengan pengarahan yang dilakukan oleh mereka yang benar-benar praktisi dalam bidang fotografi.
Tentunya akan banyak sekali pengetahuan dan teori yang bisa diambil dari mengikuti kelas fotografi seperti ini.
Pasti itu.
Sayangnya, uang saya tidak banyak. Jadilah hal itu tidak bisa dilakukan. Masih banyak keperluan yang harus dipenuhi daripada sekedar memuaskan sesuatu yang saat ini merupakan hobi saja. Belum terpikirkan sama sekali untuk mengarahlkan kegemaran merekam momen untuk menjadi profesi yang bisa menghasilkan uang.
Selain itu, saya juga menyadari bahwa masih ada opsi lain bagi seseorang yang ingin menekuni dan belajar lebih jauh tentang fotografi. Perkembangan internet dan perubahan zaman membuat banyak hal bisa dilakukan bahkan tanpa mengikuti pelatihan formal di dalam kelas.
Internet telah mempermudah banyak orang berbagi tentang banyak hal, termasuk berbagi tentang pengetahuan dan ilmu yang mereka miliki. Termasuk diantaranya adalah pengetahuan dan ilmu tentang fotografi.
Berbagai pengetahuan dan teori tentang bagaimana memotret yang baik dan benar sudah tersedia dan diberikan cuma-cuma oleh banyak orang. Siapapun yang mau belajar dengan sungguh-sungguh, maka ia hanya perlu menguatkan kemauan belajarnya saja. Membaca semua teori yang diberikan dan kemudian mempraktekkan/melatihnya sesering mungkin.
Tentunya, karena dilakukan sendiri.agak tidak terarah. Meskipun demikian, kalau hal itu dilakukan rutin, secara perlahan dan sungguh-sungguh, maka hasilnya bukan tidak bisa menyaingi mereka yang belajar dalam kelas.
Banyak contoh di dunia dimana fotografer handal dan ternama lahir bukan dari kelas seni rupa atau kelas-kelas fotografi tetapi lahir dari mereka yang mau berusaha secara sungguh-sungguh. Hal yang sama banyak pula terjadi dalam berbagai bidang.
Jadi, bukan tidak mungkin seorang fotografer yang luar biasa lahir tanpa pernah menghadiri satu kelas pun pelatihan fotografi.
Dan, secara pribadi pun, saya merasakan hal itu. Tiga tahun lebih yang lalu, saya tidak mampu memotret yang paling tidak bisa mengundang LIKE yang banyak, tetapi hal itu berbeda sekarang. LIKE adalah sesuatu yang biasa karena memang kemampuan saya memotret terlihat sekali semakin baik.
Belum mencapai level “kelas dunia”, dan mungkin tidak akan pernah sampai ke level itu, tetapi setidaknya saya bukan lagi seorang yang sama sekali tidak paham tentang cara memotret.
Proses belajar selama tiga tahun sama sekali tidak sia-sia. Ada banyak hal yang sudah didapat dengan belajar sendiri dengan memanfaatkan kebaikan banyak orang yang mau berbagi pengetahuan mereka.
Sesuatu yang juga saya sedang coba tiru, sebagai ucapan terima kasih, dengan berbagi kepada lingkungan sekitar tentang cara memotret yang baik. Mungkin mereka tidak akan menjadi fotografer handal, tetapi setidaknya mereka akan bisa menghasilkan foto yang lebih enak dilihat.
Jadi, saya akan serahkan jawaban itu kepada Anda. Apakah Anda merasa perlu ikut kursus fotografi atau tidak?