Mengapa Fotografer Sebaiknya Punya Blog ?

Mengapa Fotografer Sebaiknya Punya Blog ?
Bogor 2016

Zaman sekarang untuk memamerkan hasil karya foto itu sangat mudah. Banyak sekali media sosial yang bisa dipergunakan seperti Facebook, Instagram atau Flickr. Kemudahannya dan potensi sebuah foto untuk mendapatkan perhatian sangat besar disana. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi seseorang yang ingin membangun citra dirinya sebagai fotografer. Media sosial bisa menjadi sarana yang mudah dan murah untuk hal itu.

Meksipun demikian, tetap saja rasanya, setidaknya pendapat saya, seorang fotografer sebaiknya punya blog atau website personal.

Bukan tanpa alasan dan mengada-ada, tetapi memperhatikan bagaimana cara kerja media sosial, ada beberapa hal yang membuat sebuah blog bisa memberikan nilai tambah lebih bagi perkembangan seorang fotografer, seperti :

Blog Sebagai Galeri Online

Memang dibandingkan dengan media sosial, blog tidak menyediakan fasilitas yang memungkinkan seorang fotografer berinteraksi langsung dengan audiensnya. Butuh waktu untuk hal itu supaya bisa terjadi dan terbangun.

Meskipun demikian, sebuah blog akan memungkinkan seorang fotografer memiliki galeri online pribadi. Mereka bisa memamerkan karyanya sendiri tanpa harus bercampur dengan karya orang lain.

Berbeda dengan kalau di Flickr dimana karya kita harus berebut perhatian dengan ribuan bahkan jutaan karya orang lain. Sulit sekali untuk mendapatkan perhatian.

Lebih Tahan Lama

Sulit untuk mempertahankan sebuah karya foto untuk tampil di wall Facebook, kecuali di wall sendiri dengan pemirsa yang terbatas. Kalau sebuah foto dimasukkan ke dalam komunitas, bisa jadi hanya bertahan beberapa detik saja sebelum postingan foto tersebut tertimpa oleh postingan lainnya.

Hasilnya, foto yang sedianya dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian, justru tenggelam hanya beberapa saat setelah diposting. Kalaupun karyanya begitu luar biasa, daya tahan untuk bertahan di Facebook paling banyak dalam hitungan hari saja.

Berbeda dengan kalau seorang fotografer punya blog sendiri. Mereka bisa memamerkan karyanya dengan bebas tanpa khawatir akan segera hilang dari peredaran. Selama blog itu beroperasi, foto yang sudah lama sekalipun masih bisa ditemukan oleh pemirsa manapun.

Lebih Mudah Melakukan Branding

Bagaimanapun, manusia kerap tertarik pada penampilan. Seorang yang memiliki galeri sendiri tentunya akan memberi kesan yang berbeda dibandingkan kalau karyanya dipamerkan di pinggir jalan.

Bandingkan saja, beda antara lukisan yang dipasang di galeri dan yang dijual di Pasar Seni Ancol. Harganya pun akan berbeda.

Kesan ini akan penting jika pada akhirnya jika seorang fotografer untuk melakukan branding atau pencitraan.

Sebagai Alat Promosi

Blog ditambah mesin pencari Google, Yahoo, atau Bing merupakan perpaduan yang sangat klop sebagai sarana promosi. Memang perlu waktu untuk membangun sebuah blog portfolio, tetapi ketika sudah berjalan, perlahan tetapi pasti sebuah blog akan mengundang banyak pengunjung.

Tidak perlu lagi pemiliknya untuk share kesana dan kesini di media sosial. Pengunjung dan mereka yang berminat akan datang dengan sendirinya.

Sebuah blog yang baik pada akhirnya bisa membentuk komunitas tersendiri yang dipenuhi mereka-mereka yang tertarik pada karya kita. Dan, komunitas itu pada akhirnya bisa menjadi pasar bagi karya foto atau jasa (kalau kita memang berniat menjual sesuatu).

Oleh karena itulah, maka sudah seharusnya seorang fotografer memiliki blognya sendiri. Banyak sekali fotografer terkenal di dunia yang mengelola blog portofolionya sendiri.

Apakah Anda sudah punya blog? Kalau belum saya sarankan buatlah segera. Tidak mahal karena Blogspot atau Blogger milik Google menyediakan platform gratis untuk itu. Kalaupun ingin yang lebih lagi, bisa pergunakan WordPress Self Hosted. Keduanya mudah digunakan dan tidak mahal kalau dibandingkan potensi yang akan diberikannya pada kehidupan seorang fotografer.

Tetapi jangan salah, Maniak Potret dibangun bukan dengan tujuan itu. Blog ini hanyalah hasil dari karya seorang penggemar fotografi yang kebanyakan waktu saja. Tidak diniatkan untuk hal-hal itu.

Jadi, jangan khawatir saya akan menawarkan atau menjual sesuatu pada Anda.