Yang Orang LIhat Dari Sebuah Foto Bukanlah Kenyataan Melainkan Perwujudan Ide Yang Ada di Kepala Sang Fotografer

Berbeda dengan pandangan banyak orang, yang berpandangan bahwa sebuah foto adalah perwakilan dari apa yang terjadi di dunia nyata, secara filosofis tidak demikian.

Sebuah foto hanyalah sebuah fragmen atau bagian kecil dari apa yang benar-benar terjadi di alam nyata. Benda ini hanya merupakan rekaman sesaat dari jutaan dan milyaran “saat” yang hadir di depan sang fotografer. Juga, foto hanyalah sebuah pandangan dari salah satu dari jutaan sudut pandang yang bisa dipilih oleh pemotretnya.

Hal itu masih ditambah dengan sesuatu yang merupakan inti dari sebuah foto, yaitu IDE. Di dalam benak seorang fotografer, sebelum ia menekan tombol shutter akan hadir sebuah kilasan tentang apa yang ingin dia sampaikan kepada mereka yang akan melihat fotonya.

Pesan apa yang ingin disampaikannya. Ide apa yang ia ingin orang lain tahu.

Sang fotografer kemudian memilih dari sekian banyak obyek, jutaan sudut pandang, dan satu saat dari tak terhingga “saat” yang ada yang dianggapnya mewakili idenya.

Jika belum puas, maka sang fotografer akan memoles foto tersebut dengan software yang akan memastikan bahwa foto yang disampaikannya benar-benar sesuai dengan kemauannya.

Jadi, kalau dilihat dari sudut sini, tidak ada foto yang benar-benar mewakili apa yang terjadi di dunia nyata.

Sebuah foto lebih kepada perwakilan dari ide yang ada di kepala fotografernya.