Perlukah Memiliki Genre Dalam Fotografi ?

Akan ada suatu saat, ketika Anda bergabung dengan segerombolan penggemar fotografi, seseorang akan bertanya, “Apa genre Anda?”

Bingung.

Besar kemungkinan Anda akan bingung menjawab pertanyaan seperti itu. Seringkali karena kita sama sekali tidak menduga kalau pertanyaan itu akan diajukan.

Kebingungan ini biasanya terjadi karena mayoritas penggemar fotografi tidak terlalu menaruh kepedulian terhadap hal ini. Hasilnya mereka agak gagap kalau ditanya tentang genre yang mereka tekuni dalam dunia fotografi.

Mungkin sedikit pengetahuan tentang apa itu genre dalam dunia melukis dengan cahaya ini?

Apa itu genre?

Genre adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan gaya atau aliran. Bukan hanya fotografi yang memakai istilah ini, tetapi juga berbagai bidang lain, seperti menulis, film, melukis, dan masih banyak bidang lainnya.

Seperti diketahui bersama, seorang manusia tidak akan bisa menguasai segala hal sekaligus. Biasanya seseorang akan memiliki minat khusus terhadap titik tertentu, gaya tertentu, dari sesuatu. Perhatian dan fokus yang lebih banyak pada titik inilah yang kemudian membuat orang tersebut akhirnya mengikuti/melahirkan gaya atau aliran yang sesuai dengan minat terbesarnya.

Dalam fotografi dikenal ratusan genre, seperti contoh Fotografi Alam (Nature Photography) dimana biasanya sang fotografer akan memiliki minat yang besar pada mengabadikan berbagai keindahan alam. Juga dikenal genre Fotografi Arsitektural, dimana fotografer dari aliran ini akan menghasilkan foto-foto yang menekankan keindahan bentuk, simetri yang memikat dari bangunan-bangunan . Ada lagi Fotografi Erotik (Erotic Photography) yang menonjolkan keindahan sisi seksualitas seorang pria atau wanita.

Itu adalah sebagian kecil dari genre yang ada dalam fotografi. Masing-masing genre akan memiliki ciri khusus atau tersendiri yang berbeda dalam beberapa sisi dengan genre lainnya.

Pentingkah memiliki genre?

Sebenarnya bukan masalah penting atau tidak. Secara tidak sadar, seorang fotografer akan memiliki minat khusus pada satu hal. Ia biasanya secara sadar atau tidak akan mengikuti salah satu genre yang sudah ada.

Seperti saya contohnya. Walau saya suka memotret apa saja yang indah dan enak dipandang mata (paling tidak menurut saya), secara tidak sadar saya suka mengabadikan kehidupan manusia di jalanan, alias tempat umum. Saya menyukainya karena hasil fotonya bersifat natural dan apa adanya.

Kesukaan tersebut ternyata menggiring saya memasuki dunia fotografi jalanan, yang ternyata merupakan salah satu genre dalam fotografi.

Tidak berniat. Tidak disengaja. Hanya karena minat memang mengarah kesana, mungkin orang lain akan mengatakan saya adalah seorang fotografer jalanan, padahal saya tidak merasa memilih jalan itu.

Apakah Anda mau kemudian secara lantang mengatakannya sebagai genre Anda itu lain hal. Silakan saja. Tidak ada yang melarang.

Genre sebagai personal branding dan ekspektasi orang terhadap diri kita

Genre biasanya akan menggiring opini atau pandangan orang.

Seorang fotografer dengan genre fotografi alam atau Nature Photography akan diharapkan oleh orang lain akan menghasilkan foto-foto mengenai keindahan alam. Foto-fotonya diharapkan akan berisi gambaran-gambaran tentang keindahan aliran sungai, gagahnya gunung, hijaunya hutan dan sejenisnya.

Seorang fotografer dari genre fotografi humanis akan membuat orang memiliki ekspektasi foto-foto berisi momen-momen kehidupan manusia yang menimbulkan rasa haru, sedih, tenang, marah, dan sejenisnya.

Dengan kata lain, orang akan memiliki image atau pengharapan tertentu dari Anda, jika Anda memilih genre tertentu.

Bisa juga genre itu lahir dan diberikan oleh orang banyak setelah mereka menikmati foto-foto yang Anda hasilkan. Dari situ mereka akan melihat beberapa ciri khusus dan kemudian akan memasukkan hasil-hasil karya tersebut dalam sebuah aliran yang mereka ketahui. Kalau ini terjadi, berarti Anda akan “diharapkan” secara tidak sadar foto-foto dengan gaya seperti yang mereka lihat.

Sebaliknya hal itu bisa dilakukan oleh sang fotografer. Ia bisa mengumumkan genre yang ditekuninya, sehingga orang akan tahu apa yang bisa diharapkan dari Anda.

Kalau Anda mengumumkan diri menekuni genre fotografi jalanan, tetapi kemudian menghasilkan foto-foto berisi foto model cantik, orang akan bingung. Hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dari mereka yang menekuni fotografi jalanan karena dalam genre ini, obyeknya seharusnya adalah orang yang tidak dikenal, bukan seorang model yang dibayar.

Jadi, memilih suatu genre dan mengumumkannya, bisa diartikan Anda sedang melakukan personal branding pada diri sendiri. Anda sedang mengatakan pada orang banyak “Inilah saya dan gaya saya!”.

Perlukah memiliki genre?

It’s up to you. Terserah Anda.

Apakah mau mengumumkan apa yang Anda minati dan ingin tekuni? Apakah Anda akan membiarkan orang lain yang memasukkan Anda ke dalam sebuah genre?

Silakan pilih mana yang cocok dengan diri Anda.

Kalau Anda memang berniat menjadi seorang fotografer profesional, ada baiknya mengumumkan jalan mana yang akan ditempuh. Kalau memang sekedar hobi untuk bersenang-senang, bukankah tidak perlu membuat orang berharap terhadap diri Anda?

Yang manapun, fotografi adalah dunia yang sangat demokratis.

Tidak ada yang bisa memaksa Anda, termasuk menjawab pertanyaan “Apa genre Anda?”.

Kalau saya yang ditanya seperti itu, maka saya akan menjawab “Tidak tahu!”. Alasannya, ya memang saya tidak begitu peduli tentang hal itu. Saya hanya suka memotret karena itulah blog ini namanya Maniak Potret. Apapun saya potret.