Fotografi Memerlukan Eksperimen – Jangan Takut Berbuat Kesalahan

Bukan hanya sains yang memerlukan eksperimen alias percobaan. Fotografi pun memerlukan keberanian yang terlibat di dalamnya untuk melakukannya.

Banyak orang mengira bahwa sebuah foto yang menarik bisa dihasilkan dengan mengandalkan naluri atau kamera saja. Kenyataannya pendapat tersebut jauh dari kebenaran.

Sebuah foto yang menarik biasanya merupakan hasil dari ratusan bahkan ribuan kali usaha berdasarkan trial and error yang dilakukan pembuatnya.

Mengapa eksperimen diperlukan dalm fotografi?

Jawabnya karena fotografi tergantung pada banyak hal. Banyak sekali faktor yang bisa mempengaruhi hasil jepretan sebuah kamera, seperti

  • Jenis lensa
  • Jenis kamera
  • Arah datangnya cahaya
  • Sudut pemotretan
  • Background
  • Volume cahaya

Dan masih banyak hal lainnya yang kalau disebutkan satu persatu memerlukan waktu yang panjang.

Perubahan terhadap salah satu faktor tersebut membuat harus dilakukan perubahan terhadap faktor-faktor yang lain. Hal itu menjadikan variabel yang perlu diperhatikan menjadi begitu banyak, bahkan terlalu banyak.

Untuk itulah seorang pemegang kamera harus berani mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencari yang yang terbaik untuk mewujudkan ide di kepalanya.

Eksplorasi ini mau tidak mau harus dilakukan dengan jalan melakukan eksperimen berdasarkan trial and error. Fotografer, entah pro, amatir atau sekitar penghobi harus berani melakukan kesalahan karena dari kesalahan itulah maka bisa ditemukan sesuatu yang “benar”.

Tanpa keberanian melakukan itu, seorang fotografer akan stagnan dan berkembang.

Apalagi dengan perkembangan tehnologi kamera sekarang ini dimana hampir tidak memerlukan biaya yang terlalu banyak untuk melakukan eksperimen.

Kalau di masa lalu, untuk menghasilkan sebuah foto kita perlu membeli film dan kemudian mencetaknya, rasanya memang sayang sekali kalau melakukan kesalahan saat memotret. Masalahnya kalau itu terjadi, bukan hanya waktu terbuang tetapi juga biaya untuk membeli film dan mencetaknya juga lumayan mahal.

Sementara di saat ini dengan tehnologi digital, bisa dikata selain harga kameranya yang “tetap” mahal, hampir tidak ada ongkos lain yang dikeluarkan. Kalau kita melakukan kesalahan, maka yang perlu dilakukan hanyalah menekan tombol delete pada kamera. Yang terbuang hanya sedikit waktu saja, yang juga jauh lebih sedikit dibandingkan zaman dulu.

Henri Cartier Bresson, bapaknya genre fotografi jalanan pernah berkata :

“Your first 10,000 photographs are your worst”

Terjemahannya “Sepuluh ribu foto pertamamu adalah yang terburuk”

Kenyataannya memang demikian. Perlu banyak sekali usaha, keberanian melakukan kesalahan, eksperimen untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan. Itulah mengapa pada awalnya setiap fotografer akan melakukan ribuan kesalahan dan hasil foto yang tidak menarik sebelum akhirnya ia bisa menghasilkan satu buah yang menarik.

Perjalanan panjang dan memerlukan konsistensi untuk mengeksplorasi terutama diri sendiri.